Babad Diponegoro dan Asal-Usul Pasarean Gunung Kawi (The Chronicle of Diponegoro and the Origins of the Pasarean Gunung Kawi)
(1) Universitas Sebelas Maret Surakarta
(2) Universitas Malang
(*) Corresponding Author
Abstract
The objective of this paper is to comprehend the process of producing texts derived from written texts in the form of chronicles and developing them into oral texts of oral tradition or folklore. The object of this study is the Chronicle of Diponegoro and the traditions of Pasarean Gunung Kawi, Malang. The study method is based on descriptive qualitative research principles. The findings demonstrate that the Chronicle of Diponegoro does not mention the Pasarean Gunung Kawi figures directly. Because there are figures from Prince Diponegoro's war when facing the Company, the text of Prince Diponegoro serves as a background for the story of Pasarean Gunung Kawi. The two texts appear to be different, yet the second is an extension of an existing text. Following the narrative of the Chronicle of Diponegoro, there is a story about Kyai Zakaria, a follower of Prince Diponegoro who fled to Malang, East Java. Furthermore, the text on Pasarean Gunung Kawi was influenced by community situations, including the relationship between the Malang people and the Chinese community.
Tulisan ini bertujuan memahami proses pembuatan teks yang berasal dari teks tertulis berupa babad dan berkembang menjadi teks lisan tradisi lisan atau folklor. Objek kajian ini ialah Babad Diponegoro dan tradisi di sekitar Pasarean Gunung Kawi, Malang. Metode kajian menggunakan prinsip-prinsip penelitian kualitatif deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa babad Diponegoro memang tidak secara langsung menceritakan tokoh-tokoh Pasarean Gunung Kawi. Teks Pangeran Diponegoro berkedudukan sebagai latar belakang kisah Pasarean Gunung Kawi karena di dalamnya terdapat tokoh-tokoh dari peristiwa perang Pangeran Diponegoro ketika menghadapi kompeni. Kedua teks tersebut terlihat berlainan, tetapi sesungguhnya teks kedua merupakan suatu pengembangan teks baru dari teks yang sudah ada. Teks Babad Diponegoro dilanjutkan dengan cerita tentang Kyai Zakaria, pengikut Pangeran Diponegoro, yang melarikan diri sampai ke Malang Jawa Timur. Selanjutnya teks tentang Pasarean Gunung Kawi ini berkembang sesuai dengan kondisi yang terjadi di masyarakat, yaitu adanya hubungan antara masyarakat Malang dengan masyarakat China.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ayu, D., Antariksa, & Ridjal, A. M. (2014). Fleksibilitas Teritori Ruang Ritual pada Pesarean Gunung Kawi Kabupaten Malang. Arsitektur E-Journal, 7(1), 20–28.
Badri, A. (2010). Percampuran budaya Islam, Jawa, dan Cina dalam membangun kolaborasi sosial pada masyarakat daerah gunung kawi kabupaten Malang (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Malang).
Bisyarda, M. I. (2016). Budaya Keraton Pada Babad Tanah Jawi Dalam Perspektif Pedagogi Kritis. Sejarah Dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, Dan Pengajarannya, 10(2), 174–185. https://doi.org/10.17977/um020v10i22016p174
Dipanegara, P. (2010). Babad Diponegara (N. Noegraha (ed.); Alih Aksar). Perpuatakaan Nasional Republik Indonesia.
Djamhari, S. A. (2014). Strategi Menjinakkan Diponegoro: Stelsel Benteng 1827-1830. Komuniasi Bambu.
Fitrianita, E., Widyasari, F., & Pratiwi, W. I. (2018). Membangun Etos dan Kearifan Lokal melalui Folklor: Studi Kasus Folklor di Tembalang Semarang. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 2(1), 71-79. https://doi.org/10.14710/endogami.2.1.71-79
Gustia, B. (2017). Visual Content Analysis atas Penggambaran Elit Bisnis dalam Laporan Tahunan (Studi Kasus pada Laporan Tahunan PT. Telkom Indonesia Tbk. Tahun 2013-2015). 979–992. https://lens.org/145-667-280-977-901
Harianto, B. (2017). Potret Keberagaman dan Kearifan Lokal di Gunung Kawi. Thaqayiyyat, 18(2), 172–185.
Ichsan, Y., Hanafiah, Y., Dahlan, U. A., & Dahlan, U. A. (2020). Mistisisme Dan Transendensi Sosio-Kultural Islam di Pesisir Pantai Parangkusumo Yogyakarta. Fikri: Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya i. 5(1). 21-26. https://doi.org/10.25217/jf.v5i1.856
Louw, P. J. (1894). De Java Oorlog van. 1825-1830. E.J.Brill.
Maulana, D. (2015). Peran Jaka Tingkir dalam Merintis Kerajaan Pajang 1546-1586 M. 22–39.
Moha, I., & sudrajat, D. (2019). Resume Ragam Penelitian Kualitatif. https://doi.org/10.31227/osf.io/wtncz
Musonnif, A. (2018). Relasi Intelektual, Jawa Islam, Bugis Islam, dan Turki Utsmani (Tinjauan Atas Sistem Kalender dalam Serat Widya Pradana, Lontara Pananrang dan Ruzname Darendeli). Kontemplasi, 6(1), 63-78. https://doi.org/10.21274/kontem.2018.6.1.63-78
Nuryani, N. (2013). Struktur Wacana Ritual (Studi Kasus Ritual Selametan di Pesarean Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur). AdabiyyÄt: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 12(1), 1-24. https://doi.org/10.14421/ajbs.2013.12101
Nystrand, M., & Himley, M. (1984). Written Text as Social Interaction. Theory Into Practice, 23(3), 198–207. https://doi.org/10.1080/00405848409543114
Ras, J. J. (1987). The Genesis of The Babad Tanah Jawi; Origin and Function of The Javanese Court Chronicle. Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 143(2), 343–356. https://doi.org/10.1163/22134379-90003331
Sahid, N., Susantina, S., & Septiawan, N. (2017). Symbolic Meaning of Drama “Perlawanan Diponegoro.†Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 16(2), 153-162. https://doi.org/10.15294/harmonia.v16i2.7445
Sarsito, T. (2011). Javanese Culture as Guidance for Suharto ’ s Personal Life and for His Rule of the Country. Southeast Asian Journal of Social and Political Issues - Vol. 1, No. 1, March 2011 - 2, 1(1), 2–23.
Subqi, I., Sutrisno, & Ahmadiansah, R. (2018). Islam dan Budaya Jawa. Kartosuro: Penerbit Taujih.
Sudardi, B. (2012). The Javanese War: Prince Diponegoro and the Legendary Rebellion Movement against the Dutch Colonial Regime, 3170–3178.
Sugianto, I., & Huda, N. (2017). Strukturalisme Genetik dalam Cerpen Slum Karya Hanif Nashrullah. Fonema: Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(1). 48-58. https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/pbs/article/view/413/263
Sulistyorini, D., Sudardi, B., Warto, W., & Wijaya, M. (2019). Culture Tourism to Pesarean Kawi Mountain as A Culture of Cultural Products. 279 (Icalc 2018), 175–180. https://doi.org/10.2991/icalc-18.2019.25
Supadjar, D. (1994). Konsep Keadilan Sosial di Balik Mitos Ratu Adil. Jurnal Filsafat, Seri 19. 1–5.
Tobroni, F., & Amilia, F. (2019). Agama dan Hak Milik Sebagai Spirit Perlawanan Rakyat Semesta dalam Perang Diponegoro. Media Komunikasi Sosial Keagamaan, 19(2), 326–348.
Widianti, N., Nuryatin, A., & Indiatmoko, B. (2017). Nilai Moral dalam Cerita Babad Cirebon: Berdasarkan Penceritaan di Keraton Kanoman. Indonesian Language Education and Literature, 3(1), 24–31.
Willott, S., & Larkin, M. (2012). Introduction to the Special Issue on Qualitative Research and Clinical Psychology. Qualitative Research in Psychology. 9(1), 1–4. https://doi.org/10.1080/14780887.2012.630622
Windya, I. M. (2019). Kakawin Arjuna WiwÄha: Kajian Teologi Hindu. Genta Hredaya, 03(02), 58–67.
DOI: 10.24235/ileal.v6i2.7475
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Indonesian Language Education and Literature
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
ILEaL Indexed by:
Â
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Tadris Bahasa Indonesia, Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon 45132, Telp. 089667890219
Email: literatureindonesian@gmail.com
Â
Â