Menurunnya Penutur Bahasa Indonesia Sebagai Lingua Franca
(1) IAIN Syekh Nurjati Cirebon
(*) Corresponding Author
Abstract
Penggunaan bahasa asing secara tidak proporsional, menurun dan berkurangnya penutur bahasa Indonesia, serta semakin ditinggalkannya bahasa daerah, termasuk ada usaha pengambilan aset budaya kita oleh beberapa negara tetangga menjadi fakta bahwa bangsa ini sedang mengalami krisis jati diri sebagai suatu bangsa. Hal ini bisa jadi karena ketidaktahuan kita terhadap kedudukan dan fungsi bahasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta kualitas hidup yang rendah. Sebenarnya bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting, seperti yang tercantum pada ikrar Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Nasional; kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara adalah bahasa Indonesia. Disadari atau tidak, generasi muda dan  masyarakat masih banyak yang belum tahu tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia tersebut. Mereka lupa bahwa bahasa Indonesia sebenarnya memiliki fungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, identitas nasional, alat perhubungan atarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, dan alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia. Sudah sangat jelas bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa  perantara pergaulan (lingua franca) dari zaman dahulu kala.
Â
Kata Kunci : Â Penutur, bahasa Indonesia, Lingua Franca
Full Text:
PDFReferences
Alwi, Hasan, Soejono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta : Akademika Pressindo.
Badudu, J.S. 1975. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Cetakan IX. Bandung: Pustaka Prima.
Depdiknas. 2006. “Acuan Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia.†Yogyakarta : Seminar Nasional Dosen Bahasa Indonesia.
Halim, Amran. (Editor). 1976. Politik Bahasa Nasional 2. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende-Flores : Nusa Indah.
DOI: 10.24235/al.ibtida.snj.v2i2.124
Article Metrics
Abstract view : 914 timesPDF - 1225 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
AL IBTIDA Journal Indexed By:
Â
 Â
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Â
Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI Published by Department of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, IAIN Syekh Nurjati Cirebon In Collaboration with Perkumpulan Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PD PGMI) Indonesia.
Editorial Office:
FITK Building, 5th Floor, Department of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Perjuangan Street of Sunyaragi, Cirebon City, West Java, Indonesia 45132 Phone. 0231-481264, Fax. 0231-489926, Email: alibtida@syekhnurjati.ac.id/ alibtida2@gmail.com