Penerapan Prinsip Interaksi Antar Molekul dalam Pengolahan Limbah Batik

fina luthfiana(1*), indah rizki anugrah(2), Nisa Nur Aprilia Nisa(3), Aflah Muzakka Fitriandani(4),


(1) 
(2) 
(3) 
(4) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Batik Cirebon mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun ke belakang. Namun, perkembangan ini berdampak pada meningkatnya limbah batik yang dihasilkan tanpa diolah terlebih dahulu. Limbah batik terdiri dari beberapa komponen, termasuk bahan kimia pengikat, bleaching dan pewarna. Penelitian ini dilakukan untuk membuat dan mengoptimasi alat pengolahan limbah sederhana dengan memanfaatkan prinsip interaksi antar molekul pada zat pengotor pada limbah dengan bahan-bahan penjernih yang digunakan melalui proses adsorbsi. Saat proses adsorbsi, terbentuk gaya van der Waals antara adsorben dengan gugus fungsi zat pengotor. Optimasi dilakukan melalui pengujian enam set alat penjernih dengan memvariasikan jenis arang dan ukuran zeolit sebagai adsorben utamanya. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa set alat penjernih yang paling optimal menjernihkan limbah batik adalah yang menggunakan arang batok kelapa dan zeolit berukuran kecil (1-2 mm). Arang batok memiliki pori-pori yang yang lebih kecil dibandingkan dengan arang kayu. Keefektifan proses penjernihan ini diakibatkan karena luas permukaan adsorben yang besar sehingga proses adsorbsi berlangsung secara maksimal.Batik Cirebon mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun ke belakang. Namun, perkembangan ini berdampak pada meningkatnya limbah batik yang dihasilkan tanpa diolah terlebih dahulu. Limbah batik terdiri dari beberapa komponen, termasuk bahan kimia pengikat, bleaching dan pewarna. Penelitian ini dilakukan untuk membuat dan mengoptimasi alat pengolahan limbah sederhana dengan memanfaatkan prinsip interaksi antar molekul pada zat pengotor pada limbah dengan bahan-bahan penjernih yang digunakan melalui proses adsorbsi. Saat proses adsorbsi, terbentuk gaya van der Waals antara adsorben dengan gugus fungsi zat pengotor. Optimasi dilakukan melalui pengujian enam set alat penjernih dengan memvariasikan jenis arang dan ukuran zeolit sebagai adsorben utamanya. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa set alat penjernih yang paling optimal menjernihkan limbah batik adalah yang menggunakan arang batok kelapa dan zeolit berukuran kecil (1-2 mm). Arang batok memiliki pori-pori yang yang lebih kecil dibandingkan dengan arang kayu. Keefektifan proses penjernihan ini diakibatkan karena luas permukaan adsorben yang besar sehingga proses adsorbsi berlangsung secara maksimal.

Keywords


Intramolecular force, waste, batik, activated charcoal, zeolite

Full Text:

PDF

References


Apriyani, N. (2018). Industri batik: kandungan limbah cair dan metode pengolahannya. Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL), 3(1), 21-29.

Atikah, W. S. (2017). Karakterisasi zeolit alam gunung kidul teraktivasi sebagai media adsorben pewarna tekstil. Arena Tekstil, 32(1).

Atkins, P. W. (1999). Physical chemistry. Oxford University Press.

Casta dan Taruna. (2007). Batik Cirebon, Badan Komunikasi Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon, Sumber.

Castellan G. W. (1982). Physical Chemistry Third Edition. New York: General Graphic Services.

Handayani, W. (2018). Bentuk, Makna Dan Fungsi Seni Kerajinan Batik Cirebon. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 6 (1).

Jannatin, R. D., Razif, M., dan Mursid, M. (2003). Uji Efisiensi Removal Adsorpsi Arang Batok Kelapa Untuk Mereduksi Warna Dan Permanganat Value Dari Limbah Cair Industri Batik. Laporan Penelitian. Surabaya. Teknik Lingkungan Intitut Teknologi Surabaya.

Kobaya, M., Tan, O. C., dan Bayramoglu, M. (2003). Treatment Of Textile Wastewaters By Electrocoagulation Using Iron And Aluminum Electrodes. Journal of hazardous Materials. 163–178.

Mazuli, S., & Haripriadi, B. D. (2020). Analisa Pengaruh Arang Kayu Bakau, Arang Tempurung Kelapa Dan Arang Kayu Leban Pada Proses Pack Carburizing Terhadap Kekerasan Baja Karbon St 37. Jurnal Rekayasa Material, Manufaktur dan Energi, 3(2), 128-137.

McCash. E. M. (2001). Surface Chemistry. Oxford: Oxford University Press.

Oudar J. (1973). La Chimie des Surfaces. Paris: Presses Universitaire de France.

Puspita, M., Firdaus, M. L., & Nurhamidah, N. (2017). Pemanfaatan arang aktif sabut kelapa sawit sebagai adsoben zat warna sintetis reactive red-120 dan direct green-26. Alotrop, 1(1).

Rashed, M.N., dan El-Amin, A. A. (2007). Photocatalytic Degradation of Methyl Orange in Aqueous TiO2 Under Different Solar Irradiation Source, Int.j.Phys.Sci, 2 (3), 73-81.

Sianita, D., dan Nurcahyati, I. S. (2003). Kajian Pengolahan Limbah Cair Industri Batik, Kombinasi Aerob-Anaerob dan Penggunaan Koagulan Tawas. Laporan Penelitian. Semarang. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Syauqiah, I., Amalia, M., & Kartini, H. A. (2011). Analisis variasi waktu dan kecepatan pengaduk pada proses adsorpsi limbah logam berat dengan arang aktif. Info-Teknik, 12(1), 11-20.


Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Research and Practice of Educational Chemistry

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.