RELASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM PERNIKAHAN DI KERATON CIREBON PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN FILSAFAT SOSIAL BUDAYA

Ahmad Ibrizul Izzi(1*), Adang Djumhur Salikin(2), Siti Fatimah(3),


(1) Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon
(2) Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon
(3) Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon
(*) Corresponding Author

Abstract


 

ABSTRAC

 

One of the centers of the spread of Islam in West Java is Cirebon which holds a lot of historical evidence. Historical evidence, not only physical forms such as the palace, old pesantren, and mosques but also non-physical as a unique tradition which is a fusion of Java with Islam. The philosophical values contained therein are the building of strong traditions such as the custom of the marriage of the Cirebon Palace which is a reflection of the socio-cultural relationship with Islamic values. Historically, Islam was the incarnation of acculturation and assimilation between Islam which spread in CirebonThis study aims to: Describe, explain and analyze the form of a marriage procession at the Cirebon Palace, the dialogue that takes place in religious and cultural relations in the Cirebon palace marriage and the meanings contained in the philosophical social and cultural relations. The conclusion of this study is the existence of religious and cultural dialogue relations in this marriage is also a manifestation of a blend of Islamic law and customary law (customs) that apply in the Cirebon Palace

   

Keywords: Religion and Culture; Marriage; Cirebon Palace.

 

ABSTRAK

 

Salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Barat yaitu Cirebon yang menyimpan banyak bukti sejarah. Bukti sejarah itu, tidak hanya bentuk fisik seperti keraton, pesantren tua, dan masjid, tetapi juga non fisik seperti tradisi unik yang merupakan perpaduan Jawa dengan Islam. Nila-nilai filosofi yang terdapat di dalamnya terdapat bangunan adat istiadat yang kokoh seperti adat pernikahan keraton Cirebon yang merupakan sebuah cerminan dari relasi sosial budaya dengan nilai-nila Islam. Secara historis, Islam merupakan penjelmaan akulturasi dan asimilasi antara Islam yang tersebar di tanah Cirebon. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang mempunyai tujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada di lapangan penelitian, seperti perilaku, persepsi, tindakan dan lain-lain secara holistic. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Adanya dialog relasi agama dan budaya dalam pernikahan ini merupakan bentuk wujud perpaduan antara hukum Islam dan hukum adat (adat istiadat) yang berlaku di keraton Cirebon Tradisi yang dipraktekan di keraton Cirebon ini merupakan wujud budaya warisan leluhur yang telah di Islamkan oleh para leluhur atau perpaduan ajaran Islam dan adat.

 

Kata Kunci: Agama dan Budaya; Pernikahan; Keraton Cirebon.

 

 


Keywords


Agama dan Budaya; Pernikahan; Keraton Cirebon.

Full Text:

PDF

References


Abu, A., & Salimi, N. (2008). Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Agus, B. (2006). Agama dalam kehidupan manusia: pengantar antropologi agama. Rajagrafindo Persada (Rajawali Pers).

Asy’Arie, M. (1992). Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Lesfi.

Aziza, A. (2017). Relasi Agama d an Budaya. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 15(30), 1–9.

Chalik, S. A. (2019). FILSAFAT SOSIAL DALAM AL-QUR’AN.

Dadang, K. (2000). Sosiologi Agama. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Geertz, C. (2013). Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan Jawa, terj. Aswab Mahasin Dan Bur Rasuanto, Jakarta: Komunitas Bambu.

Hadikusuma, H. (2020). Hukum Perkawinan Indonesia: Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama.

Hamidi, J. (2014). Hukum perkawinan campuran (eksogami) ala masyarakat hukum adat Tengger. UB Press.

Hamidin, A. S. (2012). Buku pintar adat perkawinan Nusantara. Diva Press.

Kamal, F. (2014). Perkawinan adat jawa dalam kebudayaan indonesia. Khasanah Ilmu-Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 5(2).

Khansa, L. A. (2019). MAKNA TRADISI BIBIT, BEBET DAN BOBOT PADA PERNIKAHAN ADAT JAWA DALAM FILM (Analisis Semiotik pada Film" Prospective Son-in-Law" Karya Fajar Arrachman). University Of Muhammadiyah Malang.

Khoiruddin, M. A. (2015). Agama dan Kebudayaan Tinjauan Studi Islam. Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman, 26(1), 118–134.

Koto, A. (2016). Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqh. Rajawali Press.

Kuntowijoyo. (2001). Muslim Tanpa Masjid, Essai-essai Agama, Budaya, dan Poli¬tik dalam Bingkai Strukturalisme Transendental. Mizan.

Mundzirin, Y. (2009). Makna & Fungsi Gunungan pada Upacara Garebeg di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Yogyakarta: CV. Amanah.

Pals, D. L. (1996). Seven theories of religion. IRCiSoD.

Purwadi, U. T. J. (2005). Menggali Untaian Kearifan Lokal. Yogyakarta: Penerbit Pelajar.

Retnoningsih, A. (2009). Suharso, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: CV. Widya Karya.

Ritzer, G. (n.d.). Sosiologi: A Multiple Paradigm Science,(Trej) Alimandan. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Cet, 12.

Rohman, F. (2015). Makna filosofi tradisi upacara perkawinan adat Jawa Kraton Surakarta dan Yogyakarta (studi komparasi). UIN Walisongo.

Soerojo, W. (1984). Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat. PT Gunung Agung.

Syarifudin, A. (2004). Ushul Fiqh Metode mengkaji Dan Memahami Hukum Islam Secara Komprehensif. Jakarta: Dzikrul Hakim.

Turner, B. S. (2016). Max Weber and the sociology of religion. Revue Internationale de Philosophie, 2, 141–150.

Umam, A. K., & Junaidi, A. A. (2011). The Shadow of Islamic Ortodoxy and Syncretism in Contemporary Indonesian. Al-Ulum, 11(2), 343–356.

Wirawan, D. R. I. B. (2012). Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma: fakta sosial, definisi sosial, dan perilaku sosial. Kencana.




DOI: 10.24235/inklusif.v6i1.8434

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


  

viev my staat