SIDANG ISBAT PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH PRESPEKTIF HUKUM ISLAM (Kajian Terhadap penetapan Kementerian Agama RI selaku Ulil Amri)

Khaerun Nufus(1*),


(1) IAIN Syekh Nurjati
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK

Hingga saat ini, upaya Pemerintah c.q Kementerian Agama RI guna mewujudkan penyatuan dalam penentuan awal bulan Kamariah di tanah air masih belum sepenuhnya berhasil, hal ini tampak dengan masih sering terjadinya perbedaan penetapan awal bulan Kamariah di kalangan masyrakat muslim maupun ormas Islam. Padahal, penetapan awal bulan Kamaraiah merupakan suatu persoalan yang sangat penting baagi umat Islam, dikarenakan menyangkut permasalahan ibadah dan penetapan hari libur nasional.

Penelitian ini, penulis tertarik untuk mengkaji tentang bagaimana mekanisme penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal oleh Kementerian Agama, serta bagaimana kedudukan putusan Kementerian Agama RI serta penetapkan 1 Ramadan dan 1 Syawal dalam kajian Hukum Islam.

Penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yang lebih difokukskan pada penelitian pustaka (library research), dengan data primer buku Keputusan-keputusan Menteri Agama terkait penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal, sedangkan data sekunder yang digunakan berupa beberapa buku terkait pedoman hisab rukyat maupun hukum Islam, kaidah fikih, serta beberapa makalah. Melalui data yang ada, penulis menganalisis data dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang dikaji.

Temuan dalam penulisan ini adalah bahwa Kementerian Agama selaku wakil dari pemerintah yang menangani permasalahan keagamaan di Indonesia, berusaha sesuai aturan dan memutuskan sesuai kebenaran ilmiah yang disepakati. Penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal dalam prespektif hukum Islam menyangkut kemaslahatan umum (maslahat al-’amah) yang berdampak pada semua aspek kehidupan, oleh sebab itu pemerintah dibenarkan ikut campur tangan dan ketika pemerintah sudah menetapkan, maka keputusan tersebut mengikat bagi warganya.

Kata kunci: Sidang Isbat, Awal Bulan Kamariah, Ulil Amri.


ABSTRACT

 

The efforts of the Government in which case is Religion Ministry of Indonesia to realize unification in the early months of the determination of Kamariah are still not entirely successful, it can be seen from the distinction of beginning of the month Kamariah decision in among the moslem people as well as Islamic organizations. In fact, the determination of the beginning of the month Kamariah is a very important issue for Muslims, due to concerns the issue of worship, especially in terms of the first day of Ramadan and Syawal month decision, this is related to the start and end time of fasting, Idul Fitri and Idul Adha. The determination of the beginning of Kamariah is related to the determination of national holiday.

The authors are interested in reviewing a determination of the mechanisms of how the first day of Ramadan and Syawal by the Ministry of Religion, as well as how the position of the Religious Ministry of Indonesia, the first day of Ramadan and Syawal month decision in studies of Islamic law.

The author uses qualitative research methods in this research, which are more focused on library research, with primary data book decisions of the Religion Minister related to the first day of Ramadan and Syawal month decision while the secondary data used in the form of several related books or sighting reckoning guidelines of Islamic law, rule of jurisprudence, and several papers. Through the data, the authors analyzed the data using qualitative descriptive method to answer the problem formulation.

The findings in this writing are that the Religion Ministry as the representative of the Government handle the problem of religion in Indonesia, trying to run the Government's rules, and decide according an agreed scientific truth. The decision of the first day of Ramadan and Syawal in the perspective of Islamic law is concerning to public benefit (Affairs of al-' amah) which have an impact on all aspects of life, therefore, government intervention is justified and when the Government is already set, then the decision is binding for its citizens.

Keywords: Council of theIsbat, beginning of the month Kamariah, Ulil Amri.

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Al-Bukhâri, Abî ‘Abdillah Muhammad bin Ismail ibn Ibrahim bin Mughirah bin Barzabah al-Ja’fiy, Shahih Bukhâri,(Beirut: Dâr al-Kitab al-‘alamiyah, 1992), Juz I.

Al-Nawawi, Imam Abi Zakariyah Muhyiddin ibn Syaraf, al-Majmu’ Syarkh al-muhadhdhab, (Beirut, Dar al-Fikr, t.th , juz VI)

Al-ramli, Imam Syamsuddin Muhammad ibn Abu al-Abbas ibn Hamzah ibn Syihabuddin, Nihayah al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, (Beirut: Daar Kutb, Juz III)

Al-Sajstaani, Abu Dawud Sulaiman bin Al Asy’ab, Sunan Abi Dawud, (Beirut; Daar Al Fikr, tt)

Al-Syaukani, Muhammad ibn Ali ibn Muhammad, Nail al-Autar Syarkh Muntaqa al-Akhbar min Ahadis al-Akhyar, (Beirut, Dar al-jail, t.th, Juz 4, Jilid II,)

Al-Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, (Beirut: Daar al-Kitab, TT) Juz 2.

Amirin, Tatang M.,Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta, PT Radja Grafindo, Persada, 1995)

An-Naisaburi, Abî al-Husein Muslim Bin al-Hajjaj al-Qusyairi, Shahih Muslim,(Beirut: Dâr al-Kitab al-‘alamiyah, 1992)

Azhari,Susiknan, Ensiklopedia Hisab Rukyat, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005).

Azhari,Susiknan,Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007).

Djamaluddin,Thomas, Astronomi Memberi Solusi Penyatuan Umat, (LAPAN, 2011)

Djamaluddin,Thomas, Pengertian dan Perbandingan Mazhab tentang Hisab, Rukyat dan Matla’,(Makalah pada munas Tarjih di Padang, 2003).

Djazuli, A., Kaidah-kaidah Fikih,(Jakarta: Kencana, 2011)

Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Pedoman Teknik Rukyat, (Jakarta, Direktorat Jenderal Bimas Islam RI, 2009).

Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Pedoman Teknik Rukyat, (Jakarta: Direktorat Urais, 2004).

Echols,John M.,Kamus Inggris Indonesia,(Jakarta, PT. Gramedia, 2005).

Hambali, Slamet, Fatwa, Sidang Isbat, dan Penyatuan Kalender Hijriah makalah ini disampaikan pada Lokakarya Internasional dan Call for Paper oleh Fakultas Syariah IAIN Walisongo, Semarang di Hotel Siliwangi pada 12-13 Desember 2012.

Hambali, Slamet, Almanak Sepanjang Masa, Sejarah Sistem Penanggalan Masehi, Hijriyah dan Jawa,(Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo, 2011).

Ichtijanto, Almanak Hisab Rukyat, (Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981).

Ismail, Prinsip Kalender Islam Terpadu, (Makalah Seminar Nasional Kalender Islam Global Pasca Muktamar Turki 2016) Medan : Universiitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 3-4 agustus 2016.

Izzuddin, Ahmad, Ilmu Falak Praktis, (Semarang: Pustaka Hilal, 2012).

Izzuddin, Ahmad, Fiqih Hisab Rukyat (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007).

Ilyas, M., Limiting Altitude Separation in the New Moon’s First Visibillity Criterion, (Astron. Astrophys. Vo. 206, 1998)

Kementerian Agama RI, Kementerian, Ephemeris Hisab Rukyat 2014, (Jakarta, Direktorat Urais dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama RI, 2014).

Khazin, Muhyiddin, Kamus Ilmu Falak, (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005,).

Khazin,Muhyidin,Ilmu Falak, dalam Teori dan Praktik,(Yogyakarta: Buana Pustaka, 2008).

Masroeri, A. Ghazalie, Penentuan Awal Bulan Qomariyyah Perspektif NU. (Jakarta: LF-PBNU, TT).

Muhdlor, Atabik Ali, Ahmad Zuhdi,Kamus Kontemporer Arab- Indonesia, (Yogyakarta, Multi Karya Grafika, t.th)

Muhyiddin, et.al, Almanak Hisab Rukyat, (Jakarta, Ditjen Bimas Islam RI, 2010).

Mulkam, Abdul Munir, Pemikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Uhammadiyah dalm Perspektif Perubahan Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), Cet.I

Musonnif, Ahmad,Ilmu Falak, (Yogyakarta: Teras, 2011).

Munawwir, Ahmad Warson, al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif,1997)

Nazir, Moh.,Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009)

Noer, Deliar, Gerakan Modern Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Pustaka LP3ES, 1996). Cet. Kedelapan.

Nufus, Khaerun, Sidang Istbat Presfektif Hukum Islam: Kajian terhadap Penetapan Kementerian Agama RI tentang 1 Ramadhan dan 1 Syawal dari 2004-2013, (Skripsi: IAIN Walisongo, Semarang, 2014).

Saksono, Tono, Mengompromikan Rukyat & Hisab, (Jakarta: PT. Amythas Publicita, 2007).

Sudibyo, Muh. Ma’rufin, Sang Nabi pun Berputar, Arah Kiblat dan Tata Cara Pengukurannya

Wardan, Muhammad, Hisab ‘Urfi dan Hisab Haqiqi, (Yogyakarta, Cet. I, 1957)

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Mushaf Al-Quran Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Juz 1-Juz 30, (Surabaya: Terbit Terang, 2002).

Yunan, M Yusuf, dkk, Ensiklopedi Muhammadiyah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005).

Zainuddin, Mohd Zambri, Asal Usul Imkanurrukyat MABIMS di Malaysia makalah ini disampaikan pada Lokakarya Internasional dan Call for Paper oleh Fakultas Syariah IAIN Walisongo, Semarang di Hotel Siliwangi pada 12-13 Desember 2012.

Zed, Mestika,Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004)

Fatwa MUI nomor 2 tahun 2004, tentang Penentuan Awal bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijah.

Keputusan Menteri Agama nomor 76 tahun 1972, yang mana dalam poin enam dengan jelas menyebutkan Badan Hisab dan Rukyat bertanggung jawab kepada Direktur Peradilan Agama.

Keputusan Presiden nomor 25 tahun 1967 M, nomor, 148 tahun 1968 M dan nomor 10 tahun 1971 M.

Peraturan Menteri Agama nomor 10 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja (Ortaker) Departemen Agama, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah,

SK Menteri Agama No. 38 Tahun 1980.

Undang-undang nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, Peradilan Agama.




DOI: 10.24235/inklusif.v3i1.2476

Article Metrics

Abstract view : 299 times
PDF - 224 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

 Analisis Web Lihat Statistik Saya
 

Â