Kontribusi Komunitas Save Mugo Melalui Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Hutan Mangrove

Munah Herawati(1), Tantan Hermansyah(2*),


(1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


 

Abstract

The mangrove forest area in Muara Gembong Bekasi has benefits for the area and the surrounding community. However, along with economic pressure from large investors, many mangrove forests have been converted into commercial areas such as ponds. As a result, some of the residents are displaced or have lost their livelihoods. Seeing this problem, the presence of the Save Mugo Community, a community group that cares about the environmental rescue movement, is quite helpful for the community to overcome several problems in this region. This study is a long observation to see how the community movement, which in this case is represented by the Save Mugo Community, in overcoming problems in their environment; as well as seeing the impact of this movement on the lives of the community partners of the program. The results of this study indicate that the contributions made by the Save Mugo Community are: (1) environmental empowerment while at the same time endeavoring to conserve the mangrove forest ecosystem; (2) empowerment of ecotourism areas; and (3) creative economy empowerment, which is a continuation of ecotourism empowerment.

Abstrak

Kawasan hutan mangrove di Muara Gembong Bekasi memiliki manfaat bagi daerah tersebut dan masyarakat sekitar. Namun, seiring dengan tekanan ekonomi dari investor besar, banyak hutan mangrove telah diubah menjadi area komersial seperti kolam. Akibatnya, beberapa warga mengungsi atau kehilangan mata pencaharian. Melihat permasalahan ini, kehadiran Komunitas Save Mugo, kelompok masyarakat yang peduli dengan gerakan penyelamatan lingkungan, cukup membantu masyarakat untuk mengatasi beberapa permasalahan di wilayah ini. Penelitian ini merupakan pengamatan panjang untuk melihat bagaimana pergerakan masyarakat, yang dalam hal ini diwakili oleh Komunitas Save Mugo, dalam mengatasi permasalahan di lingkungannya; serta melihat dampak dari gerakan ini terhadap kehidupan mitra masyarakat dari program tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi yang diberikan oleh Komunitas Save Mugo adalah: (1) pemberdayaan lingkungan hidup sekaligus berupaya melestarikan ekosistem hutan mangrove; (2) pemberdayaan kawasan ekowisata; dan (3) pemberdayaan ekonomi kreatif, yang merupakan kelanjutan dari pemberdayaan ekowisata.

 


Keywords


community empowerment, creative economy, mangrove utilization

Full Text:

PDF

References


Alma, Buchari. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa Dan Umum. Bandung: Alfabeta, 2013.

Arkwrigh, Darius, and Irena Septianita Kaomaneng. “Mangrove Ecotourism Development on Kakaralamo Island North Halmahera: Community Perception, Participation and Development Strategies.” IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 175 (2018).

“Data Progress Movement Save Mugo 2018,” n.d.

Hakim, Luchman, Dian Siswanto, and Nobukazu Nakagoshi. “Mangrove Conservation in East Java: The Ecotourism Development Perspectives.” The Journal Of Tropical Life Science 7, no. 3 (2017): 277–85.

Hanifah, Abu, and Kamaruddin Eddiwan. “Community-Based Mangrove Forest Management Action in Rangsang Region, District of Kepulauan Meranti, Riau,” 2018.

Henri, and Seta Ardiawati. Ecotourism Development Of Munjang Mangrove Forest And Conservation Efforts Based On Community Approach, 2020.

Mardikanto, Totok, and Poerwoko Soebianto. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, 2015.

Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991.

Paruntu, Carolus P., Agung B. Windarto, and Movrie Mamesah. “Mangrove Dan Pengembangan Silvofishery Di Wilayah Pesisir Desa Arakan Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan Sebagai Iptek Bagi Masrakat.” Jurnal LPPM Bidang Sains Dan Teknologi 3, no. 2 (2016).

Purwowibowo, and Nur Dyah Gianawati. “Kearifan Lokal Dalam Pelestarian Hutan mangrove Melalui Community Development.” Dalam Jurnal Bina Hukum Lingkungan 1, no. 1 (2016).

Salampessy, Messalina L, Indra G Febryano, Edwin Martin, Martha E. Siahaya, and Renold Papilaya. “Cultural Capital Of The Communities In The Mangrove Conservation In The Coastal Areas Of Ambon Dalam Bay, Moluccas, Indonesia.” International Conference on Tropical and Coastal Region Eco-Development 2014, 2014.

Sulistyorini, Iin Sumbada, Erny Poedjirahajoe, and Lies Rahayu Wijayanti Faida Ris Hadi Purwanto. “Social Capital in Mangrove Utilization for Silvofishery: Case Study in Kutai National Park, Indonesia.” Jurnal Manajemen Hutan Tropika 24, no. 2 (2018): 60–69.

Sutrisno. “Pemberdayaan Dan Partisipasi Masyarakat Pesisir Dalam Pengembangan Tanaman Mangrove Di Kabupaten Pati.” Jurnal Bina Praja 7, no. 1 (2015).

Takarendehang, Roberto, Calvyn F.A. Sondak, Erly Kaligis, Deslie Kumampung, Indri S. Manembu, and Unstain N.W.J. Rembet. “Kondisi Ekologi Dan Nilai Manfaat Hutan mangrove Di Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara.” Jurnal Pesisir Dan Laut Tropis 2, no. 1 (2018).

Tantan Hermansah. Pemberdayaan Masyarakat Perspektif Kultural Konsep & Praktek. Jakarta: UIN Jakarta Press, n.d.

Valenzuela, Roswin B, Youn Yeo-Chang, Mi Sun Park, and Jung-Nam Chun. “Local People’s Participation in Mangrove Restoration Projects and Impacts on Social Capital and Livelihood: A Case Study in the Philippines.” In Forest 11 (2020): 580.




DOI: 10.24235/empower.v5i2.7332

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Empower : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

      

 

  

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.