Peran Ulama dalam Pemberdayaan Masyarakat Marjinal:
(1) iain syekh nurjati cirebon
(*) Corresponding Author
Abstract
Manusia dengan potensi akal yang dikaruniakan oleh Allah swt kepadanya, mestinya dapat mengantarkannya pada kehidupan yang bermakna dan sejahtera. Namun demikian, pada kenyataannya, ada sekelompok manusia yang termarjinalkan dari kelompok lainnya. Kelompok yang demikian dikenal dengan istilah kelompok marjinal atau masyarakat marjinal. Kelompok marjinal terbagi menjadi dua yakni; kelompok marjinal yang tradisional dan kelompok marjinal yang modern. Pada dasarnya kedua kelompok marjinal tersebut memerlukan solusi untuk bisa lepas dari ketermarjinalannya. Oleh karena itu, kelompok marjinal tersebut memerlukan sosok yang mampu menjadi perantara bagi terlepasnya mereka dari “symbol†sebagai masyarakat marjinal yang disandangnya. Dalam hal ini salah satu sosok yang dibutuhkan oleh mereka untuk bisa lepas dari symbol ketermarjinalan adalah sosok ulama yang dengan dakwahnya mampu mengantarkan mereka terlepas dari stempel sebagai masyarakat marjinal. Â
Â
Kata Kunci: Ulama, Pemberdayaan, dan Masyarakat Marjinal.
Â
Abstract
Man with the potential of reason which Allah granted to him, should be able to deliver it to a meaningful and prosperous life. However, in reality, there is a group of people marginalized from other groups. Such groups are known by the term marginal or marginal society. Marginalized groups are divided into two namely; Traditional marginalized groups and modern marginalized groups. Basically, the two marginal groups need a solution to get out of ketermarjinalannya. Therefore, the marginal group needs a figure capable of intermediary for their release from the "symbol" as the marginal society it bears. In this case one of the figures required by them to get away from the symbol of ketermarjinalan is a figure of scholars who with dakwah able to deliver them regardless of the stamp as a marginal society.
Â
Keywords: Ulama, Empowerment, and Marginal Society.
Full Text:
PDFReferences
Badruddin HSubky. Dilema Ulama dalam Perubahan Zxmqn Jakarta: Gema Insani Press. 1995
Edi Suharto. Pembangunan Kebijakan sosial dan Pekerjaan sosial; Spektrum Pemikiran : Bandung ; Lembaga Studi Pembangunan STKS (LSP-STKS). 1996.
Hamdan Rasyid. Kaderisasi Ulama di Pesantren. Dalam Saifullah Ma’sum.
Dinamika Pesantren (Telaah Kritis Keberadaan Pesantren Saat Ini).
Depok: yayasan Islam Al-Hamidiyah dan yayasan Saifudin Zuhri. 1998.
Harry Hikmat. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung Humaniora., 2013.,
http://www.google.co.id/#q=arti+masyarakat+marjinal&spf=1496156529661 diakses pada hari Selasa 30 Mei 2017 Pukul 22:06. WIB
https://sinduhartanto.wordpress.com/2011/01/27/siapa-kelompok-marginal/ diakses pada hari Rabu 31 Mei 2017 Pukul 09:20. WIB
https://www.erepublik.com/id/article/-sosialist-ids-kaum-marjinal-adalah-tanggungjawab-kita-2259 034/1/20 diakses pada hari Selasa 31 Mei 2017 Pukul 10:15. WIB
M. Quraish Shihab. Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung : Mizan. 1992.
Moch. Ali Aziz, Ilmu Dakwah. Jakarta : Prenada Media 2004.
Murtadha Muthahhari, Masyarakat dan Sejarah, Bandung: Mizan, 1993.
Oos. M. Anwas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung : Alfabeta. 2014.
Ropingi el-Ishaq. Pengantar Ilmu Dakwah. Studi Komprehensif dari Teori ke Praktek. Malang : Madani., 2016.
Sidi Gazalba, Masyarakat Islam Pengantar Sosiologi dan Sosiografi, Jakarra: Bulan Bintang, 1976.
Syamsuddin. AB. Pengantar Sosiologi Dakwah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta: 2016.
W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka 1991.
DOI: 10.24235/empower.v2i1.1656
Article Metrics
Abstract view : 586 timesPDF - 409 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Empower : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Â
 Â
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.