POLA KONSUMSI KELUARGA NELAYAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA (Studi Kasus di Desa Citemu Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon)

'Afifah 'Afifah(1*),


(1) iain syekh nurjati cirebon
(*) Corresponding Author

Abstract


Dalam undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang perikanan mengatakan bahwa nelayan ditunjukkan kepada setiap orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Nelayan merupakan salah satu bagian dari anggota masyarakat yang mempunyai tingkat kesejahteraan paling rendah, hal ini dicirikan dari lingkungan hidup yang kumuh serta rumah sederhana, jika terdapat rumah yang komplit pada umumnya di miliki oleh pemilik kapal dan pemodal. selain itu, masyarakat nelayan ketika mendapat penghasilan tinggi cenderung bergaya hidup boros (konsumtif), seperti di Desa Grajagan Kecamatan Purwaharjo Kabupaten Banyuwangi dan di Sumatera Barat khususnya Kabupaten Pesisir. Secara umum, masayarakat nelayan Desa Citemu terlihat seperti nelayan pada desa lainnya yaitu bergaya hidup boros, seperti banyaknya para pedagang keliling dan toko yang setiap hari selalu ramai pembeli dari masyarakat Desa Citemu, maka peneliti ingin menganalisis lebih mendalam mengenai pola konsumsi masyarakat nelayan Desa Citemu terutama keluarga, bagaimana pengaruh pola konsumsi terhadap kesejahteraan keluarga.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pola konsumsi terhadap kesejahteraan keluarga yang dapat direpresentasikan dari taraf hidup keluarga dan kondisi sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Teknik penarikan informan dengan menggunakan sampling purposive serta menggunakan empat teknik pengumpulan data, yaitu live in, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data di lapangan model Miles and Huberman, yakni dengan melakukan reduksi data, penyajian data serta verifikasi atau penarikan kesimpulan. Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan triangulasi atau penggabungan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola konsumsi keluarga nelayan diukur dari indikator ekonomi dapat dikatakan sejahtera yakni keluarga bakul dan keluarga juragan. hal ini disebabkan karena, banyaknya pendapatan rajungan yang diperoleh sehingga untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan primer, sekunder, dan tersier itu terpenuhi. sedangkan bagi keluarga bidak hanya memperoleh pendapatan rajungan lebih sedikit dibanding bakul dan juragan, sehingga keluarga bidak hanya mampu memenuhi kebutuhan primer saja. tetapi ketika pola konsumsi diukur dari kesejahteraan sosial terdapat keluarga nelayan yang belum dikatakan sejahtera seperti keluarga juragan dan bidak, belum dikatakan sejahtera diukur dari tingkat pendidikan, resiko pekerjaan, tenaga kerja yang dikeluarkan, dan ketergantungan ekonomi.

Kata kunci: Keluarga nelayan, pola konsumsi, pendapatan, pengeluaran, kesejahteraan.

 

 

ABSTRACT


In Law No. 1 of 2004 on fisheries said that the fishermen pointed out to every person whose livelihood is fishing. Fisherman is one part of the community members who have the lowest levels of welfare, it is characterized from the slum environment and the house is simple, if there is a complete home are generally owned by ship owners and financiers. in addition, fishing communities when it gets high income tend extravagant lifestyles (consumer), such as in the village Grajagan Purwaharjo subdistrict in Banyuwangi and Coastal District of West Sumatra. In general, the community fishing village Citemu look like fishermen in other villages namely stylish living lavishly, as many traders around and shop every day always crowded with shoppers from the village community Citemu, the researchers wanted to analyze more deeply on consumption patterns fishing village Citemu especially family, how to influence consumption patterns on the welfare of the family.
OBJECTIVE: To describe patterns of consumption on the welfare of families that can be represented on the standard of living of the family and social conditions. The method used in this research is descriptive qualitative. Mechanical withdrawal informants using purposive sampling and used four data collection techniques, namely live in, observation, interviews, and documentation. The analysis in this study using data analysis in the field model of Miles and Huberman, namely by performing data reduction, data presentation and verification or conclusion. After the data is collected, the next step is to perform triangulation or merger.
The results of this study showed that the consumption patterns of families of fishermen measured prosperous economic indicators can be said that the family and the family basket skipper. it is due, the amount of income earned rajungan so as to meet the needs of both the needs of primary, secondary, and tertiary are met. while for families pawns only earn less than the crab baskets and skipper, so the family pawn only able to meet the primary needs of all. but when measured consumption patterns of social welfare are fishing families have not been prosperous like the family said skipper and pawns, yet say prosperity is measured from the level of education, job risks, labor incurred, and economic dependence.
Keywords: Family fishing, consumption patterns, income, expenditure, welfare.


Full Text:

PDF

References


Bungin Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana. Jakarta.

Damsar dan Indrayani. 2009. Edisi Revisi. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Erni Krisnawati. Analisis Pola Konsumsi Rumah Tangga Nelayan Dalam Perspektif Ekonomi Dan Sosial (Studi Kasus Pada Desa Bandaran Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan). Fakultas Ekonomi Universitas Briwijaya. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess Di akseses pada tanggal 06 Maret 2015. Pukul 21:42

Gunawan Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Praktik. Jakarta. Bumi Aksara, 2015.

Ismail. 2001. Pengelolaan Wilayah Pesisir. Bandung: Alfabeta Bandung

James Michael. 2001. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Ghalia.

Kinoysan dan Hartono. 2009. Lautan Cinta. Depok : Lingkar Pena Kreativa.

Kusnadi, 2001. Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial, Humaniora Utama Press, Bandung.

Kusnadi. 2002. Akar Kemiskinan Nelayan. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta.

Kusnadi. 2007. Jaminan Sosial Nelayan. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta.

Kusnadi. 2007. Strategi Hidup Mayarakat Nelayan. Yogyakarta: LKiS.

Miles & Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif, UI-Press, Jakarta.

Mulyana Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. September 2006. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Otniel Pontoh. Pengaruh Tingkat Pendapatan Terhadap Pola Konsumsi Nelayan Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado. www.ujungkulon.org>Home>Berita. Di akses pada tanggal 20 September. Pukul 18.39.

Soetomo. 2013. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sumarwan Ujang. 2011. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Wahyudin Ahmad Analisis Konsumsi dan Pola Penyedian Pangan Keluarga Nelayan Di Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

(Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 2008).

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess.di akses pada tanggal 07 Desember 2014. Pukul 23:12.

https://plus.google.com/+mochamadaminramdanicsi/posts/EUqEEREmEHo pengertian CSI (Cakra Buana Indonesia) di akses pada tanggal 20 Desember 2016. Pukul 10.00




DOI: 10.24235/empower.v1i1.1491

Article Metrics

Abstract view : 711 times
PDF - 678 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Empower : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

      

 

  

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.