Corak Paradigma Etika Lingkungan: Antroposentrisme, Biosentrisme dan Ekosentrisme
(1) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk memahami apa yang dimaksud dengan etika lingkungan dan menjelaskan berbagai paradigma yang berkembang dalam etika lingkungan. Paradigma-paradigma dimaksud adalah antroposentrisme, biosentrisme dan ekosentrisme. Paradigma antroposentrisme dipandang menjadi sebab munculnya berbagai persoalan lingkungan dan  dianggap tidak memadai untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dimaksud karena paradigma ini hanya berpusat pada kepentingan manusia dan menegasikan kepentingan intrinsik makhluk lain, sehingga diperlukan perubahan paradigma etika lebih lanjut berupa biosentrisme dan ekosentrisme yang memperluas cakupan nilai moral tidak hanya pada manusia, tapi juga makhluk biotis dan non-biotis. Penelitian ini berbentuk kepustakaan kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah berbagai referensi yang terkait dengan persoalan etika lingkungan seperti buku, jurnal, dan lain sebagainya. Data yang ada dianalisis dengan metode-metode verstehen, interpretasi, hermeneutika, abstraksi, induktif dan heuristika. Penelitan ini menghasilkan temuan sebagai berikut. Pertama, etika lingkungan adalah salah satu sub-disiplin dalam filsafat yang mengkaji hubungan antara manusia dan makhluk lain, sekaligus juga nilai moralnya. Kedua, paradigma antroposentrisme menjadikan manusia sebagai titik sentral dan menegasikan kepentingan intrinsik makhluk lain. Paradigma biosentrisme adalah kritik sekaligus pengembangan paradigma antroposentrisme. Paradigma ini memperluas cakupan nilai moral tidak hanya ada pada manusia, tapi juga makhluk biotis lain. Paradigma ekosentrisme merupakan perkembangan lebih lanjut paradigma biosentrisme yang memperluas cakupan nilai moral pada makhluk non-biotis. Setelah penelitian ini, diperlukan pengembangan beragam paradigma etika lingkungan lain, seperti  agama, feminisme, postmodernisme, dan lain sebagainya. Satu hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah melakukan segala upaya untuk pengarusutamaan etika lingkungan ke tengah-tengah masyarakat.
Kata Kunci: Etika, Etika lingkungan, Antroposentrisme, Biosentrisme, Ekosentrisme.
Â
ABSTRACT: This research aims to understand what is meant by environmental ethics and explain the various paradigms that have developed in environmental ethics. The paradigms referred to are anthropocentrism, biocentrism, and eco-centrism. The anthropocentric paradigm is seen as the cause of the emergence of various environmental problems and is considered inadequate to solve the environmental problems in question because this paradigm is only centered on human interests and negates the intrinsic interests of other creatures, so that further ethical paradigm shift is need in the form of biocentrism and eco-centrism which broaden the scope of moral values not only to humans, but also to biotic and non-biotic creatures. This research is in the form of descriptive qualitative literature. The data sources used are various references related to environmental ethical issues such as books, journals, and so on. The existing data were analyzed using verstehen, interpretation, hermeneutics, inductive and heuristic methods. This research produces the following findings. First, environmental ethics is sub-discipline in philosophy that examines the relationship between humans and other creatures, as well as their moral values. Second, anthropocentrism paradigm makes humans as the central point and negates the intrinsic interests of other creatures. The biocentrism paradigm is a critique as well as the development of anthropocentrism paradigm. This paradigm expands the scope of moral values not only in human, but also in other biotic creatures. The eco-centrism paradigm is a further development of the biocentrism paradigm which broadens the scope of moral values for non-biotic beings. After this research, it is necessary to develop various other paradigms of environmental ethics, such as religion, feminism, postmodernism, and so on. One thing that is equally important is to make every effort to mainstream environmental ethics into the community.
Keywords: Ethics, Environmental Ethics, Anthropocentrism, Biocentrism, Eco-centrism.
Full Text:
PDFReferences
Abd. Aziz. “Konservasi Alam dalam Perspektif Etika Islam; Tantangan dan Tuntutan Globalisasi.†Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam 5, no. 2 (June 15, 2019): 101–19. https://doi.org/10.36835/assyariah.v5i2.116.
Abdillah, Junaidi. “Dekonstruksi Tafsir Antroposentrisme: Telaah Ayat-Ayat Berwawasan Lingkungan.†KALAM 8, no. 1 (July 1, 2014): 65. https://doi.org/10.24042/klm.v8i1.168.
“Anthropocentrism | Philosophy | Britannica.†Accessed February 15, 2022. https://www.britannica.com/topic/anthropocentrism.
Arimbawa, Wahyudi, and I Kadek Ardi Putra. “Dari Antroposentrisme Menuju Ekosentrisme: Diskursus Pengelolaan Lingkungan dan Tata Ruang di Bali,†n.d., 10.
Attfield, Robin. Etika Lingkungan Global. Bantul: Kreasi Wacana, 2010.
“Biocentrism | Ethics | Britannica.†Accessed February 15, 2022. https://www.britannica.com/topic/biocentrism.
“Biocentrism - Challenges | Britannica.†Accessed February 15, 2022. https://www.britannica.com/topic/biocentrism/Challenges.
Bourdeau, Ph. “The Man−nature Relationship and Environmental Ethics.†Journal of Environmental Radioactivity 72, no. 1–2 (January 2004): 9–15. https://doi.org/10.1016/S0265-931X(03)00180-2.
Castree, Noel. “A Post-Environmental Ethics?†Ethics, Place & Environment 6, no. 1 (March 2003): 3–12. https://doi.org/10.1080/13668790303542.
DesJardins, Joseph R. Environmental Ethics: An Introduction to Environmental Philosophy. Ontario: Thomson Wadsworth, 2006.
Dharmika, Ida Bagus. “Paradigma Ekosentrisme VS Antroposentrisme dalam Pengelolaan Hutan,†n.d., 9.
“Environmental Ethics | Internet Encyclopedia of Philosophy.†Accessed February 15, 2022. https://iep.utm.edu/envi-eth/.
“Environmental Ethics (Stanford Encyclopedia of Philosophy).†Accessed January 26, 2022. https://plato.stanford.edu/entries/ethics-environmental/.
“Ethics | Internet Encyclopedia of Philosophy.†Accessed January 26, 2022. https://iep.utm.edu/ethics/.
Fata, Ahmad Khoirul. “Teologi Lingkungan Hidup dalam Perspektif Islam†15 (2014): 17.
Haryadi, Dwi, and Putra Pratama Saputra. “Antroposentrisme dan Budaya Hukum Lingkungan (Studi Eksploitasi Timah di Belitung Timur),†2020, 12.
Hoffman, W. Michael. “Business and Environmental Ethics.†Business Ethics Quarterly 1, no. 2 (April 1991): 169–84. https://doi.org/10.2307/3857261.
Kaelan. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma, 2005.
Keraf, A. Sonny. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Kompas, 2010.
———. Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan Bersama Fritjof Capra. Yogyakarta: PT Kanisius, 2014.
McShane, Katie. “Environmental Ethics: An Overview.†Philosophy Compass 4, no. 3 (May 2009): 407–20. https://doi.org/10.1111/j.1747-9991.2009.00206.x.
Munfarida, Ida. “Relevansi Nilai-Nilai Tasawuf bagi Pengembangan Etika Lingkungan Hidup†2, no. 1 (2020): 22.
Nurmardiansyah, Eko. “Eco-Philosophy dan Implikasinya dalam Politik Hukum Lingkungan di Indonesia.†MELINTAS 30, no. 1 (April 1, 2014): 70. https://doi.org/10.26593/mel.v30i1.1283.70-104.
Palmer, Clare, Katie McShane, and Ronald Sandler. “Environmental Ethics.†Annual Review of Environment and Resources 39, no. 1 (October 17, 2014): 419–42. https://doi.org/10.1146/annurev-environ-121112-094434.
“Permasalahan Lingkungan Di Indonesia.†Accessed February 7, 2022. https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/25/185121969/permasalahan-lingkungan-di-indonesia?page=1.
Purwendah, Elly Kristiani. “Konstitusionalisasi Keadilan Lingkungan di Indonesia sebagai Keadilan Eko-Sosial berciri Ekosentrisme,†n.d., 7.
Said, M.Yasir, and Yati Nurhayati. “Paradigma Filsafat Etika Lingkungan dalam menentukan Arah Politik Hukum Lingkungan.†Al-Adl : Jurnal Hukum 12, no. 1 (January 26, 2020): 39. https://doi.org/10.31602/al-adl.v12i1.2598.
Sasmito, Paulus Erwin. “Melestarikan Lingkungan Hidup Secara Komprehensif,†n.d., 16.
Satmaidi, Edra. “Konsep Deep Ecology dalam Pengaturan Hukum Lingkungan.†Supremasi Hukum: Jurnal Penelitian Hukum 24, no. 2 (March 21, 2017): 192–105. https://doi.org/10.33369/jsh.24.2.192-105.
Sukarna, Raden Mas. “Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam Perspektif Antroposentrisme, Antropogeografi dan Ekosentrisme†16 (2021): 18.
“Tantangan Kita Bersama Di Tahun 2020 - Greenpeace Indonesia.†Accessed February 7, 2022. https://www.greenpeace.org/indonesia/cerita/4544/tantangan-kita-bersama-di-tahun-2020/.
Yasser, Muhammad. “Etika Lingkungan dalam Perspektif Teori Kesatuan Wujud Teosofi Transenden.†Kanz Philosophia : A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism 4, no. 1 (June 25, 2014): 47. https://doi.org/10.20871/kpjipm.v4i1.54.
DOI: 10.24235/jy.v9i1.10000
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Yaqzhan: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Indexed By :Â
           ÂEditorial Office:
FUAD Building, 2nd Floor, Department of Aqeedah and Islamic Philosophy, Faculty of Ushuluddin, Adab and Dakwah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Perjuangan Street of Sunyaragi, Cirebon City, West Java, Indonesia 45132 Phone. 0231-489926 email: yaqzhanjurnal@gmail.com
Jurnal Yaqzhan: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan is licensed under a Creative Commons 4.0 International License.Â
Â