Kemampuan Berpikir Kreatif, Kritis, dan Komunikasi Matematika Siswa dalam Academic-Constructive Controversy (AC): Studi Kuantitatif

Magfiroh Magfiroh(1*),


(1) Jurusan Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon
(*) Corresponding Author

Abstract


Salah satu penyebab rendahnya kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan komunikasi matematika siswa adalah penerapan model pembelajaran yang kurang tepat. Kemampuan ini merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika yang perlu dikembangkan secara optimal. Salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini ialah model pembelajaran kolaboratif tipe Academic-Constructive Controversy (AC). Penelitian ini dilakukan di SMP melalui desain quasi experimental bentuk the nonequivalent posttest-only control group design. Sampel berjumlah 31 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan jumlah 31 siswa. Teknik pengumpulan data dengan instrumen angket dan tes uraian. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran pembelajaran kolaboratif tipe Academic-Constructive Controversy (AC) masuk dalam kriteria kuat, artinya siswa memberikan respon yang positif. Hasil uji hipotesis untuk data tes kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan komunikasi matematika siswa diperoleh bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan komunikasi matematika siswa antara siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Model pembelajaran kolaboratif tipe Academic-Constructive Controversy (AC) lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan komunikasi matematika siswa.

Keywords


Model pembelajaran kolaboratif, Academic-Constructive Controversy (AC), Berpikir kreatif, Berpikir kritis, Komunikasi matematika

Full Text:

PDF

References


Barkley, E. E., Cross, K. P., & Major, C. H. (2016). Teknik-teknik Pembelajaran Kolaboratif. Nusa Media: Bandung.

Hadijah, S., Hasratuddin, & Napitupulu, E. (2016). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematik Siswa SMP Negeri 4 Percut Sei Tuan. Jurnal Tabularasa, 285-299.

Hartini, T., Misri, M., & Nursuprianah, I. (2018). Pemetaan HOTS Siswa Berdasarkan Standar Pisa dan TIMSS Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Eduma : Mathematics Education Learning And Teaching, 7(1).

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indah Indonesia.

Indriana, V., Arsyad, N., & Mulbar, U. (2015). Penerapan pendekatan pembelajaran POE (predict-observe-explain) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI IPA-1 SMAN 22 Makassar. Daya Matematis: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika, 3(1), 51-62.

Jumaisyaroh, T., Napitupulu, E. E., & Hasratuddin, H. (2015). Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dan kemandirian belajar siswa SMP melalui pembelajaran berbasis masalah. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 5(2), 157-169.

Kuswana, W. S. (2013). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.

Nasution, P. R., Surya, E., & Syahputra, E. (2015). Perbedaan Peningkatan Kemampuan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Konvensional di SMPN 4 Padangsidimpuan. Paradigma Jurnal Pendidikan Matematika, 8(3), 38-51.

Nurlia. (2015). Kemampuan Komunikasi Matematika dalam Pembelajaran Matematika Sebelum dan Setelah Penerapan Pendekatan Matematika Realistik. Jurnal Daya Matematis, 328-336.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabeta.

Suwanjal, U. (2016). Pengaruh penerapan pendekatan kontekstual terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 5(1), 61-67.


Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.