Biaya Pemeliharaan Pada Penanaman Bawang Merah
(1) IAIN Syekh Nurjati Cirebon
(*) Corresponding Author
Abstract
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya pemeliharaan pada penanaman bawang merah, mengetahui biaya tetap dan biaya variabel terhadap biaya pemeliharaan pada penanaman bawang merah, mengetahui model biaya pemeliharan pada penanaman bawang merah, dan mengetahui penerapan model biaya pemeliharaan pada penanaman bawang merah. Penelitian ini dilakukan dengan membuat model biaya pemeliharaan pada penanaman bawang merah dengan pengambilan data di Desa Karangbale Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Data yang diperoleh yaitu biaya tetap dan biaya variabel pada penanaman bawang merah, baik dengan menggunakan sistem borongan maupun tidak. Data tersebut diperoleh dari beberapa petani bawang merah di Desa Karangbale Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Tahap yang dilakukan dalam model matematika yaitu masalah dan identifikasi masalah, membangun model, analisis model, dan uji model. Uji model dalam penelitian ini adalah uji kelayakan model. Setelah itu, kemudian dilakukan penerapan model. Berdasarkan hasil analisis model dan pengolahan data, peneliti mendapatkan beberapa model biaya pemeliharaan pada penanaman bawang merah. Beberapa model tersebut adalah =A++ +++++++ bukan sistem borongan dan sistem borongan, =++++ +++++ bukan sistem borongan dan sistem borongan, =A++++++++ bukan sistem borongan dan sistem borongan, =++++++ ++ bukan sistem borongan dan sistem borongan, bagi seseorang yang ingin memelihara bawang merah dari tahap awal hingga akhir. Nilai variabel pengganggu () sebesar 5% dari Total Biaya Variabel (TBV). Berdasarkan hasil uji kelayakan model, didapatkan P-value sebesar 0,000 atau < 0,05% sehingga model biaya pemeliharaan pada penanaman bawang merah layak digunakan untuk penelitian. Berdasarkan hasil penerapan model biaya pemeliharaan pada penanaman bawang merah menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan yang akan dikeluarkan berbeda-beda sesuai dengan model biaya pemeliharaan yang digunakan. Selain itu, berdasarkan hasil penerapan model dengan sistem borongan pada luas lahan yang berbeda-beda, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan biaya pada beberapa luas lahan. Semakin besar luas lahan yang ditanami, semakin besar biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar luas lahan, maka semakin besar biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan begitu juga sebaliknya. Kelebihan model biaya pemeliharaan adalah memudahkan seseorang dalam menentukan biaya terendah hingga tertinggi, biaya pemeliharaan yang sesuai dengan kondisi, dan prediksi variabel pengganggu. Kekurangannya adalah variabel pengganggu sering kali tidak sesuai pada saat anomali (kondisi yang tidak sesuai kebiasaan).
Kata Kunci: Model Matematika, Biaya Pemeliharaan, Nilai Y.
ABSTRACT
The aims of this research are to know maintenance cost on onion planting, to know fixed cost and variable cost into maintenance cost on onion planting, to know maintenance cost model on onion planting, and to know application of maintenance cost model on onion planting. This research was conducted by making maintenance cost model on onion planting by collecting data in Karangbale Village Larangan Sub-District Brebes Regency. Based on data collection, there are fixed cost and variable cost on onion planting, both by using wholesale system nor not. It based collecting from some onion farmer in Karangbale Village Larangan Sub-District Brebes Regency. The stages of mathematical model which is done by the researcher are the research problem and indetification problem, model building, model analysis, and model test. Model test in this research is goodness of fit. After that, then did application of model. Based on the result of model analysis and data processing, the researcher gets some of maintenance cost model on onion planting. Some of the models are = A++ +++++++ not a wholesale system and a wholesale system, =++++++++ + is not a wholesale system and a wholesale system, =A+++ +++++ is not a wholesale system and a wholesale system, =++++++++ is not a wholesale system and a wholesale system, for people who wants to grow onion from beginning to the final stage. Value of disturber variable () in the amount of 5% from Total Variable Cost (TBV). Based on the result of goodness of fit, got P-value in the amount of 0,000 or < 0,05% so maintenance cost model on onion planting feasible for the research. Based on the result of application from goodness of fit show that maintenance cost will be paid is different depend the model of maintenance cost used. Other that, based on the result of application from model YPBon the wholesale system, but the value of YPB on the wholesale system to the land area that different, the result show that there is different cost on some the land area. The greater of land area that be planted, the greater of cost that be taken out. It shows that the greater of land area, then the greater of maintenance costs. It the same thing happened otherwise. The advantage of the maintenance cost model is that it makes it easier for people to determinis the lowest and the higher costs, the maintenance cost depend the situation, and predict the confounding variable. The disadvantages is the confounding variable are often inappropriate during an anomalous situations.
Keywords: Mathematical Model, Maintenance Cost, YÂ Value
Full Text:
PDFReferences
Al-Mamun, A. (2016). Economic Analysis of Onion Production in Sujanagar and Santhia Areas of Pabna, Bangladesh. International Journal of Humanities and Social Science Invention, 5-12.
Anwas, A. (1992). Pengantar Ilmu Pertanian. Jakarta: Rineke Cipta.
Asih, D. N. (2009). Analisis Karakteristik dan Tingkat Pendapatan Usahatani Bawang Merah di Sulawesi Selatan. J. Agroland, 53-59.
Basuki, R. (2014). Identifikasi Permasalahan dan Analisis Usahatani Bawang Merah di Dataran Tinggi Pada Musim Hujan di Kabupaten Majalengka (Problems Indetification and Shallots Farming Analyze in the Highland at Rainy Season in Majalengka District). J. Hort, 266-275.
Boediono. (2018). Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1 : Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Dornbusch, R., Fischer, S., & Startz, R. (2008). Macroeconomics. New York: McGraw-Hill.
Kasim, S. (2004). Petunjuk Menghitung Keuntungan dan Pendapatan Usahatani. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.
Kinney, M. R., & Raiborn, C. A. (2011). Cost Accounting: Foundations and Evolutions 8th Edition. United States of America: Cengage Learning.
Mankiw, N. G. (2007). Macroeconomics, 6 ed. New York dan Basingstoke: Worth Publisher.
Meyer, J. W. (1985). Concepts of mathematical modeling. New York: Mcgrow hill book company.
Mulyadi. (2010). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Nursuprianah, I. (2017). Pemodelan Matematika Manfaat Jumlah Raka'at Shalat Pada Pembakaran Kalori dalam Tubuh. Jurnal EDUMA, 1-8.
Suadi, A. (2000). Akuntansi Biaya Edisi Ke - I. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Sumarni, N., & Hidayat, A. (2005). Budidaya Bawang Merah. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Sunarjono, H., & Soedomo, P. (1989). Budidaya Bawang Merah (A. ascalonicum L.). Bandung: Sinar Baru.
Sutimin, & Widowati. (2007). Buku Ajar Pemodelan Matematika. Semarang: Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro.
Syarifudin , & Wahidah. (2016). Pemodelan Matematika pada Penularan Penyakit Tuberculosis. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
To'ali. (2008). Matematika Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Toheri. (2015). Kalkulus Differensial. Yogyakarta: Edivision.
Wibowo, S., & Supriadi, D. (2013). Ekonomi Mikro Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.