KRITIK HADIS PERSPEKTIF GENDER (Studi Atas Pemikiran Fatima Mernissi)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang pemikiran Fatima Mernissi dalam memahami hadis-hadis misoginis. Melalui tulisan ini, Mernissi tampaknya tengah berusaha membangun kembali penafsiran dengan menghubungkan konteks sosialnya. Mernissi berusaha menelusuri khazanah ayat-ayat al-Qur’an, hadis-hadis misoginis yang dimuat dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim ataupun karya- karya lain seperti Târîkh al-Thabâri, syarah Shahîh al-Bukhâriyaitu Fath al-Bârî, al-Isabah fî Tamyîz al-Shahâbah, Thabaqât al-Kubrâ karya ibnSa’ad, Sîrah karya ibn Hisyam dan lain-lain.
Dengan pendekatan hermeneutika hadis, kajian ini berkesimpulan bahwa menurut Fatimah Mernissi, teks-teks agama menempatkan posisi laki-laki dan perempuan secara proporsional, tidak menimbulkan bias dan ketidakadilan gender. Mernissi telah berusaha membongkar bangunan penafsiran para ulama klasik, yang menurutnya menunjukkan dominasi patriarkhi. Penelitian yang dilakukan terhadap dua hadîts di atas, bisa jadi merupakan rintisan untuk membangun keilmuan dalam kaitanya dengan studi kritik hadîts, atau yang lebih dikenal dengan kritik sanad dan matan hadîts. Berkaitan dengan relasi antara laki-laki dan perempuan, Mernissi melihatnya lebih sebagai sebuah konstruksi social dari pada sebagai sebuah doktrin agama yang bersifat murni. Dia melihat teks-teks agama yang dipandang otoritatif merupakan sebuah produk pemikiran para ulama, sehingga harus dilihatnya bukan sebagai hasil final dan tidak dapat diganggu gugat.
Â
Key Words: Fatimah Mernissi, Kritik Hadis, Hermeneutika Hadis dan hadis- hadis Misogini.
Â
Full Text:
PDFReferences
Ibnu Khaldun, Muqaddimah, terj. Ahmadie Thaha, (Jakarta,:Pustaka Firdaus,
) hlm. 556
Liat Syuudi Ismail, Metodologi Penelitian hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang,
, hlm.121-161
Muhammad Thahir al-Jawabi, Juhud al-Muhaddisin fi Naqd matn al-Hadis alNabawi al-Syarif,
(t.tp, Muassasat a-0Karim bin Abdillah,
t.th), hlm. 96.
M.M. Azami, hlm. 52, Syuhudi Ismail, hlm.51, dan al-Adlabi, hlm. 238.
Al-Siba’I, hlm. 79-87.
Hadis Misoginis maksudnya hadis-hadis Nabi yang isinya membenci perem-
puan.
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari bi Syarh Sahih al-Bukhari, (t.tp:Dar al-
Maktabah al-Salafiyah, t.t), Juz 13, hlm. 53.
Ibid. Juz .9, hlm. 137.
Ibid. Juz 1, hlm. 588.
Hans-Georg Gadamer, Truth and Method, Trans by Garretz Burden and John Cum-
ming, (New York : The Seabury Press, 1975), hlm. 216.
Leila Ahmad, Woman and Gender in Islam, (Michican : Yale University Press, 1992)
hlm. 172.
Maggie Hum, Feminist Criticism, (New York: St Martin’s Press. 1986) hlm.
Tentang patriarkhi baca: Kamla Bhasin, Menggugat Patrirkhi, Terj. Ning Katjasungkara(Yogyakarta : Yayasan Budaya,
.
Edgar F Borgotta dan Marie L. (ed), Encyclopedia of sociology, (New York : Macmillan Publishing Company,
vol. 2, hlm.748.
Sebagian tersirat dari penafsiran mufasir yang menyatakan perempuan diciptakan daritulangrusuk laki-laki.IbnuKatsir, tafsir al Qur’an al Adhim. 552, Jalaludin alSuyuti,alDurraral Mansur fi tafsir al Ma’tsur, (Beirut : Dar al Fikri, 1983) jjlid 2, hlm. 423 dan al Wahidi al Naisaburi, al Wasith fi Tafsir al Qur’an al Majid
(Beirut: Dar al Kutub al Ilmiyah, 1991) Ju.2, hlm. 4.
Fatima Mernissi dan Rifat Hasan, Setara di Hadapan Allah, Terj. Tim LSPPA (Yogyakarta : LSPPA, 1995) hlm. 39.
etc, footnote
DOI: 10.24235/holistik.v15i1.433
Article Metrics
Abstract view : 858 timesPDF - 1440 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.