PEMBELAJARAN NAHWU / SHARAF DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MEMBACA DAN MEMAHAMI LITERATUR BAHASA ARAB KONTEMPORER PADA SANTRI PESANTREN MAJLIS TARBIYATUL MUBTADI-IEN (MTM) DESA KEMPEK KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN CIREBON

Rodliyah Zaenuddin(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Kemampuan membaca dan memahami literatur berbahasa Arab diyakini sebagai syarat mutlak bagi setiap individu yang akan melakukan kajian keilmuan secara umum dan kajian Islam secara khusus. Karena dengan memiliki keterampilan tersebut orang dapat terus berinteraksi dengan bahasa Arab melalui surat kabar, majalah, jurnal dan buku-buku ilmiah. serta dapat mengakses program bahasa Arab di Internet. Terlebih lagi bagi orang Islam, keterampilan ini dapat memudahkannya untuk memahami ajaran Islam dari sumber aslinya ya’ni Al-Qur’an dan al-Sunnah serta hasil karya ilmuwan muslim yang berbahasa Arab. Untuk dapat memiliki kemampuan membaca dan memahami teks bahasa Arab yang tidak bersyakl, membutuhkan perangkat ilmu yang mendukung, setidaknya ilmu Nahwu, ilmu Sharaf dan penguasaan Mufradat (Kosa kata).
Di Desa Kempek kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon terdapat sebuah
pesantren salaf dengan nama Majlis Tarbiyatul Mubtadi-ien (MTM). Di pesantren ini sangat mengedepankan pentingnya pembelajaran Ilmu Nahwu dan Sharaf, sehingga ada 5 kitab nahwu klasik secara berturut-turut dipelajari dan menjadikannya sebagai nama kelas dari 7 jenjang kelas yang ada. Hal di atas dipertegas oleh pandangan masyayikh pesantren ini, dengan menjuluki  kedua ilmu sebagai ilmu alat untuk dapat menguasai kitab kuning, sehingga jika ada seorang alim yang membaca literatur berbahasa Arab, kemudian keliru membaca syaklnya maka kepakaran beliau dalam ilmu agama sangat
diragukan.
Penelitian ini merupakan upaya investigasi terhadap pembelajaran Nahwu dan Sharaf di Pesantren Majlis Tarbiyatul Mubtadi-ien (MTM) Kempek Gempol Cirebon dalam rangka menemukan pola pembelajarannya serta implikasinya terhadap kemampuan santri dalam membaca literatur berbahasa Arab kontemporer. Hal ini karena penggunaan kedua ilmu tersebut sudah disepakati oleh para ahli bahasa Arab berfungsi sebagai alat untuk membantu agar dapat membaca literatur berbahasa Arab yang tidak bersyakl, baik kitab
klasik maupun wacana kontemporer. Oleh karenanya kedua ilmu tersebut sering dikenal dengan sebutan ilmu alat. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan adanya hal-hal lain yang turut serta mendukung keberhasilan pembelajaran keterampilan membaca (Qira’ah) tersebut. Dari hasil tes yang sudah dilakukan diketahui bahwa tidak seluruh santri kelas Alfiyah Tsaniyah dapat memberikan syakl secara tepat pada kata yang sesuai dengan jenis kata dalam konteks (penerapan ilmu sharaf). Selain itu  tidak semua dari mereka membubuhi harokat akhir dengan benar, yaitu sesuai dengan kedudukan kata (I’rab) dalam kalimat tersebut (penerapan ilmu nahwu), Bahkan dapat dikatakan bahwa dari sejumlah responden tersebut tidak ada seorangpun yang tidak membuat kekeliruan dalam memberikan syakl. Terlebih lagi ketika mereka menjelaskan fahm al-maqru dengan menterjemahkan teks. Mereka dapat menterjemahkan hanya beberapa baris saja dan kurang mengena pada yang dimaksud oleh teks tersebut, terlebih lagi ada di antara mereka yang sama sekali tidak menterjemahkannya. Penelitian ini merekomendasikan untuk menyederhanakan gramatika bahasa Arab dalam bentuk yang lebih simple dan lebih mudah difahami sehingga menjadi fungsional, yaitu dapat membantu untuk dapat memberi syakl pada teks gundul .dan mampu memahami teks tersebut. Hal tersebut dilakukan dengan cara memasukkan gramatika yang menjadi target ke dalam teks dialog atau teks wacana. Dalam mengenalkan istilah yang terdapat dalam nahwu, juga melalui konteks susunan bahasa. Artinya bukan mengajarkan kaidah dulu baru contoh, tapi terlebih dahulu memberikan teks yang didalamnya ada gramatika yang menjadi target.


Full Text:

PDF

References


Abdurrahman Mas’ud, 2004, Intelektual Pesantren Perhelatan Agama dan Tradisi, Yogyakarta, LKiS

Abdul Haris, 2003. Cara Mudah Membaca dan Memahami Teks-Teks

Bahasa Arab (Sistem 12 Jam), Malang, Bayumedia Publishing.

Ahmad, Muhammad Abd al-Qadir. 1979. Thuruq Ta’lim al-Lughah al‘Arabiyah. Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah.

Al-Fauzan, Abdul Rahman bin Ibrahim. 2004. Mudzakkirah al-Daurah

al-Tadribiyah Li Muallimi al-Lughah al-Arabiyah Fi al-Jamiat alIslamiyah

al-Hukumiyah bi Indonesia. Malang : Muassasah al-Waqfu al-Islamy

Al-Khuli, Muhammad Ali. 1986. Asalib Tadris al-Lughat al-‘Arabiyyah. Riyadh : al-Mamlakah al- al-‘Arabiyah al-Su’udiyah, Cet. 2.

Al-Murad, Ibrahim. 1990. Makanat al-Lughah al-‘Arabiyyah baina alLughaat al-‘Alam al-Wus’ah al-Intisyar dalam buku Min qadhaaya al-Lughah

al-‘Arabiyyah al-Mu’ashirah. Tunisia: Departemen Pendidikan, Kebudayaan dan ilmu Pengetahuan.

Al-Naqah, Mahmud Kamil. 1985. Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyah li alNathiqin bi Lughat Ukhra: Asasuhu, Madakhiluhu, Thuruq Tadrisihi. Jami’ah Umm al-Qura: al-Mamlakah al-‘Arabiyah al-Su’udiyah.

Al-Qasimiy, Ali Muhammad. 1979. Ittijahat Haditsah fi Ta’lim al-Lughah

al-‘Arabiyah li al-Nathiqin bi Lughat Ukhra. Jami’ah Riyadh: alMamlakah al- al-‘Arabiyah al-Su’udiyah.

Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Badri, Kamal Ibrahim. 1407 H, Mudhakkirah Tadris al-Qira’ah dalam

al-Mudhakarat al-Daurah al-Tarbawiyah (KSA , Ma’had al-Ulum

al-Islamiyah wa al-Arabiyah)

Dawam Rahardjo, 1983. Pergulatan Dunia Pesantren Membangun Dari

Bawah, Jakarta, Perhimpuna n Pengembangan Pesantren dan

Masyarakat.

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, 1995 (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press), Cet ke 7,

Hamdan, Yahya Hamid. 1980. al-Manahij: Ususuha, Takhthithuha,

Taqwimuha. Dar al-Nahdhah al-Arabiyah: Mesir.

Ibrahim, ‘Abd al-‘Alim. 1973. al-Muwajjih al-Fanny Li Mudarris al-

Lughah al-‘Arabiyah.

Ibrahim, Hamadah. 1987. al-Ittijahat al-Mu’ashirah fi Tadris al-Lughah

al-Arabiyah wa al-Lughat al-Hayyat al-Ukhra li Ghaer al-Nathiqin biha.

Jamil Isa, Min qadhaya al-lughah al-arabiyah al-muashirah (Tunis :

Idarah al-tsaqafah,)

John W. Best, Metodologi Penelitian Pendidikan, 1982 disunting

oleh Sanapiah Faisal dan Guntur Waseso, (Surabaya: Usaha

Nasional),

Karrel A Steenbrink, 1974, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan

Islam dalam Kurun Modern, Jakarta, LP3ES

Lexy J. Moleong, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung :

Remaja Rosda Karya), Cet. ke- 13

Madkur A.A, 1987, Taqwim Baramij I’dad Muallim al-Lughah alArabiyyah

Li Ghair al-Nathiqin Biha, (Rabat: Isesco)

Mahmud, Ma’ruf Nayif. 1985. Khashaish ‘Arabiyah wa Tharaiq Tadrisiha.

Dar al-Nafais.

Majid, Abdul Aziz Andul. 1961. al-Lughat al-Arabiyyah wa ushuluha

al-Nafsiyyah wa thuruq tadrisiha. Mesir : Dar al-Ma’arif.

Mustafa, ‘Abdul ‘Aziz Nasif dan Sulaiman Ahmad Mustafa. 1982.

al’Arabiyah Aswatuha wa Hurufuha Li Ghairi al-Nathiqina Biha.

Riyad : Jami’at al-Malik Sa’ud.

Nashr, Roja Taufiq, 1980, I’dad Mua’llim al-Lughah al-Arabiyyah li Ghair

al-Nathiqin biha’ , Riyad: Jamiat al-Riyad,

Rafidah, Ibrahim Abd al-Rahman. 1990. al-Lughat al-Arabiyyah Lughat

al-Qur’an wa al-‘Ilmi wa al-Muslimin, dalam Min Qadhaya al-Lughat

al-‘Arabiyyah al-Mu’ashirah. Tunisia : Idarat al-Tsaqafah

Ronald Alan Lukens-Bul, 2004, Jihad ala Pesantren Di Mata antropolog

Amerika, Yogyakarta, Gama Media.

Slamet Effendi Yusuf dkk, 1983, Dinamika Kaum Santri, Jakarta,

Rajawali

Sumardi, Mulyanto. 1974. Pengajaran bahasa Asing: Sebuah Pendekatan dari segi Metodologi. Jakarta: Bulan Bintang.

Syamsuddin AR dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.

Bandung : Remaja Rosdakarya

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Tehnik Pengajaran Keterampilan Bahasa.

Bandung: Angkasa.

Taufiq Burj, 1980, Musykilat Ta’lim al-Arabiyyah Li Ghairi an-Nathiqina

biha, dalam as-Sijl al-Ilm Li-Nadwah al-Alamiyah Li Ta’lim alArabiyyah Li Ghairi an-Nathiqina biha,

Riyad : Imadat Syu’un al-Maktabat Kairo: Dar al-Ma’arif.

Tho’imah, Rusydi Ahmad. 1985. «Dalil dad al-Mawad alTa>limiyah li Barnamaj Ta>lim al-Lughah al-Arabiyah». Jami>ah

Umm al-Qurra>: Ma>had al-Lughah al-Arabiyah.

Thonthowi, 2008 Kegagalan Pembelajaran Bahasa Arab, Penyebabnya

dan Saran-saran Dionysius Thrax Makalah disampaikan pada

Seminar Internasional, pada 23-25 Nopember 2008 di Malang,

diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

bekerja sama dengan Ittihad al-Mudarisin li al-Lughah al-Arabiyah

(IMLA).

Winarno Surakhmad, 1998, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode

dan Teknik, Bandung: Tarsito, Edisi ke 8

Yusuf, Thoyar dan Saeful Anwar. 1997. Metodologi Pengajaran Agama

dan Bahasa Arab. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yunus, Fathi ‘Ali. 1986. Min al-Ittijahat al-haditsah fi Ta’lim al-Lughah

al-Ajnabiyah ma’a al-Tathbiq ‘ala Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyah,

dalam Buhuts Tarbawiyah wa Nafsiyah. Jami’ah Umm al-Qura: alMamlakah al- al-‘Arabiyah al-Su’udiyah.

Zaid, Abdul Hafidz, 2007 Musykilat Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah fi alMadaaris al-Tsanawiyah Bi Indonesia Makalah disampaikan pada

Seminar Internasional di Bandung, diselenggarakan

oleh Ittihad al-Mudarisin li al-Lughah al-Arabiyah (IMLA).




DOI: 10.24235/holistik.v13i1.120

Article Metrics

Abstract view : 1217 times
PDF - 2907 times

Refbacks