PENGGUNAAN DINAR-DIRHAM DAN FULUS : UPAYA MENGGALI TRADISI YANG HILANG (STUDI KASUS DI WILAYAH CIREBON)

Zaenal Masduqi(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Krisis ekonomi 1997 yang menghantam Indonesia tentu saja masih segar diingatan sebagian besar orang. Salah satu penyebab dari krisis ekonomi itu adalah dikarenakan adanya ketergantungan nilairupiah terhadap nilai tukar terhadap dolar. Ketergantungan nilai ini terutama dikarenakan sistem mata uang (baca rupiah) sekarang tidak menggantungkan pada nilai intrinsik pada dirinya sendiri. Atas dasar itu, penelitian ini berusaha menelusuri perkembangan salah satu sistem mata uang yang pernah dipakai di Nusantara ini. Penelitian ini menemukan bahwa dinar-dirham dan fulus telah dipakai di beberapa wilayah di Indonesia berdasarkan bukti-bukti sejarah yang dieksplorasi dalam temuan dan bahasannya dalam tulisan ini. Di Cirebon, sebagai kawasan perdagangan sutra saat itu, ternyata juga telah menggunakan mata uang dinar-dirham dan fulu itu. Selanjutnya, penelitian ini mengemukakan analisisnya tentang keunggulan mata uang dinar-dirham dan fulus itu dibandingkan dengan mata uang yang lazim dipakai. Salah satu keunggulannya adalah dinar-dirham dan fulus itu mata uang yang nilainya tidak ditentukan oleh pihak ketiga atau sesuatu yang ada di luar dirinya sehingga dinar-dirham dianggap sebagai solusi untuk mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi di masa yang akan datang.

Kata Kunci: Dinar, Dirham, Fulus, Krisis Ekonomi


Full Text:

PDF

References


Anthony Reid, Dari Ekspansi Hingga Krisis; Jaringan Perdagangan

Global Asia Tenggara, (Terj), R.Z. Leirissa, (Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia & Toyota Faoundation, 1998)

AB. Lapian dan Edi Sedyawati, Kajian Cirebon dan Kajian Jalur Sutra,

dalam “Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra”, Susanto Zuhdi (Ed (Jakarta : Depertemen P&K, 1995)

Amman N. Wahju (Penerjemah dan Penyadur), Sajarah Wali Syekh

Syarif Hidayatulah Sunan Gunung Jati (Naskah Mertasinga), (Bandung : Penerbit Pustaka, 2005),

Hasan Muarif Ambary, Peranan Cirebon Sebagai Pusat Perkembangan

dan Penyebaran Islam dalam “Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra”

Susanto Zuhdi (Ed), (Jakarta : Departemen P&K, 1996)

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto, (Jakarta: UI-Press, 1986)

Mulya E Siregar, Manajemen Moneter Alternatif dalam Muhammad Ismail Yusanto dkk “Dinar Emas Solusi Krisis Moneter” (Jakarta : PIRAC, 2001)

M. Adnan Amal, Portugis dan Spanyol di Maluku,(Depok : Komunitas

Bambu, 2009),

Robinson Tarigan, Perencanaan Pembangunan Wilayah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)

Sagimun MD, Jakarta Dari Tepian Air ke Kota Proklamasi, (Pemda DKI

: Dinas Musium dan Sejarah, 1998)

Sigit Purnawan Jati, Seputar Dinar dan Dirham, dalam “Dinar-Dirham

Solusi Krisis Moneter” (Jakarta :PIRAC, 2001)

Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta : Grameda, 1993)

Helius Sjamsudin, Metodologi Sejarah (Yogyakarta : Ombak, 2007)

P.S. Sulendraningrat, Babad Tanah Sunda/Babad Cirebon

Tim Peneliti Jurusan Sejarah Fakultas Sastra UNPAD, Sejarah Cirebon

Abad Ketujuh Belas, (Bandung : UNPAD & Pemda Jabar, 1991)

Zaenal Masduqi, Kembalinya Transaksi dengan Dinar-Dirham , Radar Cirebon 30 Desember 2010

Zaim Saidi, Euforia Emas Mengupas Kekeliruan dan Cara Pengemban-

gan Dinar, Dirham dan Fulus Agar Sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah,(Depok : Pustaka Adina, 2011)




DOI: 10.24235/holistik.v13i2.103

Article Metrics

Abstract view : 742 times
PDF - 782 times

Refbacks