PERGESERAN MAKNA KATA AL-MAGHḌŪB DAN AL-ḌĀLLĪN DALAM TAFSIR AT-TANWIR UNTUK KOEKSISTENSI HUBUNGAN ANTARUMAT BERAGAMA

Sirajuddin Bariqi(1*),


(1) Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


One of the factors behind the emergence of tension and conflict between religious communities is the exclusive interpretation of religious texts. Therefore, to build and maintain peaceful coexistence between religious communities, producing inclusive religious interpretations is necessary. This article aims to examine how Muhammadiyah attempts to answer these needs. This is library research using descriptive-analytical methods. The primary source used is Muhammadiyah's Tafsir At-Tanwir. The inclusiveness of Tafsir At-Tanwir is manifest in the shift in the meaning of the words al-maghá¸Å«b and al-á¸ÄllÄ«n in Q.S. al-FÄtiḥaḥ/1: 7, which is generally understood in a theological context - which emphasizes the subject dimension - to a sociological context - which emphasizes the cause dimension. Instead of interpreting al-maghá¸Å«b as referring to Jews, Tafsir At-Tanwir interprets it as representing those who oppose the path of knowledge, hard work, and benefit. Similarly, al-á¸ÄllÄ«n is no longer interpreted as referring to Christians, but as those who follow a path that does not lead to progress, prosperity, or ultimate happiness in the hereafter. On one side, the shift in meaning can be read as an effort from Muhammadiyah to minimize the occurrence of theological debates and/or tensions, and on the other side, it can be read as Muhammadiyah's effort to grow a high culture of civilization, namely by: (a) not becoming a wrathful person for being stupid, lazy, and destructive, and; (b) not becoming a misguided person for not being able to distinguish between ḥaq and bÄá¹­il.


Salah satu faktor yang melatarbelakangi munculnya ketegangan dan konflik antarumat beragama adalah penafsiran yang eksklusif terhadap teks-teks keagamaan. Oleh karena itu, dalam rangka membangun dan menjaga koeksistensi hubungan antarumat beragama, produksi tafsir keagamaan yang inklusif mutlak dibutuhkan. Artikel ini bertujuan mengkaji bagaimana Muhammadiyah berupaya menjawab kebutuhan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Sumber primer yang digunakan adalah Tafsir At-Tanwir karya Muhammadiyah. Wujud inklusivitas Tafsir At-Tanwir adalah dengan menggeser makna kata al-maghá¸Å«b dan al-á¸ÄllÄ«n dalam Q.S. al-FÄtiḥaḥ/1: 7 yang umumnya dipahami dalam konteks teologis --yang menekankan dimensi subjek—ke konteks sosiologis --yang menekankan dimensi sebab. Alih-alih memaknai al-maghá¸Å«b sebagai Yahudi, Tafsir At-Tanwir memaknai kata tersebut sebagai bentuk oposisi dari jalan yang penuh ilmu, kerja keras, dan manfaat. Sementara kata al-á¸ÄllÄ«n tidak lagi dimaknai sebagai Nasrani, tetapi jalan yang tidak mengarah pada kemajuan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dunia akhirat. Di satu sisi, pergeseran makna itu dapat dibaca sebagai upaya dari Muhammadiyah untuk meminimalisir terjadinya perdebatan dan/atau ketegangan teologis, dan di sisi lain dapat dibaca sebagai upaya Muhammadiyah untuk menumbuhkan kultur peradaban yang tinggi, yakni dengan cara: (a) tidak menjadi  orang yang dimurkai karena bodoh, malas, dan merusak, dan; (b) tidak menjadi orang yang sesat karena tidak mampu membedakan antara ḥaq dan bÄá¹­il. 

 

Keywords


Tafsir At-Tanwir; tafsir inklusif; Muhammadiyah

Full Text:

PDF

References


‘Abduh, Muḥammad, and RashÄ«d Riá¸Ä. TafsÄ«r Al-ManÄr. Mesir: Al-Hai`ah Al-Miá¹£riyyah Al-‘Āmmah lil KitÄb, 1990.

Abdurrahman, Asjmuni. Memahami Makna Tekstual, Kontekstual, Dan Liberal. II. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2008.

Abror, Indal, and M. Nurdin Zuhdi. “Tafsir Al-Qur’an Berkemajuan: Exploring Methodological Contestation and Contextualization of Tafsir At-Tanwir by Tim Majelis Tarjih Dan Tajdid PP Muhammadiyah.†Jurnal Esensia 19, no. 2 (October 2018).

Al-Akk, Khaled Abdurrahman. Uṣūl At-TafsÄ«r Wa QawÄ’iduhu. Beirut: DÄr An-NafÄis, 1986.

Al-Qurá¹­ubÄ«. Al-JÄmi’ Li AhkÄm Al-Qur’Än. Beirut: Mu’assasah al-RisÄlah, 2006.

Anwar, Syamsul. Interview, April 18, 2023.

———. “Kata Pengantar.†In Tafsir At-Tanwir, Vol. 1. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2021.

Ayub, and Hamim Ilyas. “Kontroversi Tafsir Tematik: Kesenjangan Epistemik Berakhir ‘Mihnah.’†In Filsuf Membumi Dan Mencerahkan: Menyemai Dan Menuai Legasi Pemikiran Amin Abdullah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2023.

Bariqi, Sirajuddin. “Hamim Ilyas: Corak Pemikiran Muhammadiyah Itu Progresif.†Suara ’Aisyiyah, 2022.

Basyari, Iqbal. “Tafsir Kontekstual Bisa Akhiri Ketegangan Antarumat Beragama.†kompas.id, November 3, 2022. https://www.kompas.id/baca/polhuk/2022/11/03/tafsir-kontekstual-bisa-akhiri-ketegangan-antarumat-beragama.

Beck, Herman L. Fenomenologi Islam Modernis: Kisah Perjumpaan Muhammadiyah Dan Kebhinekaan Perilaku Beragama. Translated by Aditya Pratama, Vini Widiniasih, and Sethari Rumatika. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2019.

Burhani, Ahmad Najib. “Lakum Dīnukum Wa-Liya Dīnī: The Muhammadiyah’s Stance Towards Interfaith Relations.†Islam and Christian-Muslim Relations 22, no. 3 (2011).

———. “Liberal and Conservative Discourses in the Muhammadiyah: The Struggle for the Face of Reformist Islam in Indonesia.†In Contemporary Developments in Indonesian Islam: Explaining the “Conservative Turn,†edited by Martin van Bruinessen. Singapura: ISEAS Publishing, 2013.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Tafsirnya (Edisi Yang Disempurnakan). Vol. 1. Jakarta: Widya Cahaya, 2011.

Gusmian, Islah. “Tafsir Al-Qur’an Di Indonesia: Sejarah Dan Dinamika.†Jurnal Nun 1, no. 1 (2015).

Hamka. Tafsir Al-Azhar. Vol. 1. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 1990.

Hidayah, Siti Muflikhatul. “Citra Muhammadiyah Sebagai Gerakan Anti Misi Kristen Indonesia.†Tajdida 9, no. 2 (2011).

Ilyas, Hamim. Fikih Akbar: Prinsip-Prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil ’Alamin. Jakarta: PT Pustaka Alvabet, 2018.

Kimball, Charles. When Religion Becomes Evil. New York: HarperCollins Publishers, 2008.

Ma’arif, A. Syafi’i. “Sambutan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.†In Tafsir Tematik Al-Qur’an Tentang Hubungan Sosial Antarumat Beragama. Yogyakarta: Pustaka SM, 2000.

Mubarak, Muhammad Syahrul. “Kontekstualisasi Surah Al-FÄtiḥaḥ Dalam Tafsir At-Tanwir Muhammadiyah.†Tesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017.

Muhammadiyah, Pimpinan Pusat. “Negara Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah,†2015.

Mu’ti, Abdul. “Akar Pluralisme Dalam Pendidikan Muhammadiyah.†Afkaruna 12, no. 1 (2016).

Nashir, Haedar. Memahami Ideologi Muhammadiyah. IV. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017.

———. Muhammadiyah Gerakan Pembaruan. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010.

Rahman, Arivaie, and Sri Erdawati. “Tafsir At-Tanwir Muhammadiyah Dalam Sorotan (Telaah Otoritas Hingga Intertekstualitas Tafsir).†Jurnal Ilmu Ushuluddin 18, no. 2 (2019).

Saeed, Abdullah. Al-Quran Abad 21: Tafsir Kontekstual. Translated by Ervan Nurtawab. Bandung: Mizan, 2016.

Saleh, Walid. The Formation of the Classical Tafsīr Tradition: The Quran Commentary of al-Tha’laby. Leiden: Brill, 2004.

Shihab, Alwi. Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi Kristen Di Indonesia. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2016.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an. Vol. 3. Tangerang: Lentera Hati, 2017.

SulaymÄn, MuqÄtil bin. TafsÄ«r MuqÄtil Bin SulaimÄn. Beirut: Mu’assasah Al-TÄrÄ«kh Al-‘ArabÄ«, 2002.

Taymiyah, Ibn. Muqaddimah Fī Uṣūl At-Tafsīr. Damaskus: Huqūq At-Ṭaba’ Mahfūzhah, 1972.

Tim Penyusun Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Tafsir At-Tanwir. Vol. 1. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2021.




DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i1.17039

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


         

  

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

Â