POLEMIK AL-ṢAḤĀBAH KULLUHUM ‘UDŪL DALAM PERIWAYATAN HADIS
(1) Universitas Islam Negri Sulthan Syarif Kasim Riau
(*) Corresponding Author
Abstract
This article aims to investigate the rules of al-Shahăbah kulluhum 'udl. The rule of al-shahăbah kulluhum 'udl is a concept that considers all of the Prophet's companions to be fair. According to Sunni scholars, a shahabah or companion is a "conveyor of shari'a". Doubting a companion's justice means doubting the "building" of shari'a. According to them, companionship justice is not built based on their daily activities but through self-affirmation. Companions are fair because they are Prophet’s companions and nothing can erase their status as his companions. On the other hand, some contemporary thinkers say the opposite and consider that not all his companions are fair. Being a friend and being fair are two separate concepts. Friends are said to be fair determined by their activities and not through self-affirmation. This research is library research with a theological-historical approach. The findings revealed that friends were involved in causing a schism in Islam, and some companions acted in ways that were inconsistent with the character of people with a just status. Apart from that, the descriptions in the Qur'an and Hadith about friends are different, there are so-called groups of believers, hypocrites, and wicked. Thus, generalizing all friends is wrong. Therefore, the doctrine of al-shăhabah kulluhum 'udl needs to be reformulated to become al-shahăbah kulluhum 'udl fi al-riwăyah.
Â
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji kaidah al-sahabah kulluhum ‘udul. Kaidah al-sahabah kulluhum ‘udul adalah sebuah konsep yang memandang semua sahabat Nabi bersifat adil. Menurut ulama sunni, sahabat adalah "penyampai syari'at", meragukan keadilan sahabat berarti meragukan "bangunan" syari'at Islam†secara total. Menurut mereka, keadilan sahabat tidak dibangun atas dasar aktivitas mereka sehari-hari, namun melalui afirmasi diri. Sahabat itu adil karena memang mereka itu sahabat dan tidak ada perbuatan apapun yang dapat menghapus status mereka sebagai sahabat dan sekaligus adil. Di sisi lain, sebagian pemikir kontemporer mengatakan yang sebaliknya dan menganggap tidak semua sahabat adil. Menjadi sahabat dan menjadi adil adalah dua konsep yang terpisah. Sahabat dikatakan adil ditentukan oleh aktifitas mereka dan bukan melalui afirmasi diri. Penelitian ini merupakan penelitian library research dengan pendekatan teologis-historis. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterlibatan sahabat dalam memunculkan skisma dalam Islam serta terdapatnya sejumlah sahabat yang berprilaku tidak sesuai dengan karakter orang yang berstatus adil. Kecuali itu, gambaran al-Qur’an dan hadis tentang sahabat berbeda-beda, ada yang disebut kelompok orang mukmin, munafik dan fasik. Dengan demikian, menggeneralisir semua sahabat adil adalah keliru. Oleh karena itu, doktrin al-shahabah kulluhum ‘udu>l perlu direformulasi menjadi al-sahabah kulluhum ‘udul fi al-riwayah
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alibe, Muhammad Tahir. “Dekonstruksi ‘Adalah Al-sahabah Kepada Rekonstruksi Definisi Sahabat: Kajian Kritis Mengenai Sahabat Dalam Tinjauan Nas.†Diroyah : Jurnal Studi Ilmu Hadis 6, no. 2 (2022): 128–41. https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Diroyah/article/view/16477.
Amin, Kamaruddin. Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis. Bandung: Hikmah, 2009.
Ansharullah, La Ode Ismail Ahmad, and Abustani Ilyas. “Studi Kitab Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi Karya Arifuddin Ahmad.†Ihyaussunnah: Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah vol 2, no. 2 (2022): 61–72.
Al-‘Asqalani, Ibn Hajar. Al-Isabah fi Tamyiz Al-Sahabah. Beirut: Dar al Kutub al Ilmiyah, n.d.
Al-Asqalani, Ibn Hajar. Fath al-Bari bi Sharh Sahih al-Bukhari. Beirut, Libanon: al-Risalah al-'Alamiyah, n.d.
Al-'Asqalani, Ibn Hajar. “Nuzhat Aal-Nazar fi Tawdih Nukhbat al-Fikr fi Mustalah Ahli Athar,†2008.
Al-Baghdadi, Abu Bakr Ahmad bin 'Ali bin Sabit al-Khatib. Al-Kifayat fi al-'Ilm al-Riwayah. Beirut: Maktabah al-Ilmiyah, 1987.
Bahri, Mas Muhammad. “Keadilan Sahabat.†Syaikhuna; Jurnal Pendidikan Dan Pranata Islam 7, no. 2 (2016): 246–59.
Al-Baydawi, Nasiruddin Abu Sa'id Abdullah b. 'Umar b. Muhammad. Anwar Al-Tanzil Wa Asrar Al-Ta’wil. Kairo: Isa al-Babi al-Halabi, 1958.
Al-Bukhari, Abu 'Abdillah Muhammad bin Isma'il. Sahih Al-Bukhari. Beirut: Dar al-Fikr, 1992.
Fadlilah, Nur. “Keadilan Sahabat Nabi Dalam Perspektif Fuad Jabali.†Mutawatir 2, no. 1 (2015): 110. https://doi.org/10.15642/mutawatir.2012.2.1.110-127.
Al-Farra, Abu Zakariya b. Ziyad b. Abd Allah b. Manzur. Ma‘ani al-Qur’an. Kairo: Dar al-Kutub al-Misriyah, 1955.
Al-Habsyi, Ali Umar. Dua Pusaka Nabi Saw; Al-Qur’an Dan Ahlulbait: Kajian Islam Otentik Pasca Kenabian. Jakarta: Pustaka Zahra, 2002.
Ibn al-Hajjaj, Muslim. Al-Jami’ Al-Sahih. Beirut: Dar al-Jayli al-Afak, 1989.
Ibn Hamzah. Al-Bayan wa al-Ta’rif fi Asbab al-Nuzul al-Hadith al-Sharif. Kairo: Maktabah al-Misr, 1985.
Ibn Hazm, AIi ibn Ahmad. Al-Isabah. Beirut: Dar al-Fikri, 1989.
Ibn Kathir, Isma’il Ibn 'Umar. Tafsir Ibn Kathir. Kairo: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1978.
Imran, Muhammad. “Sahabat Nabi Saw Dalam Perspektif Sunni Dan Syi’ah (Pengaruhnya Pada Kesahihan Hadis).†Jurnal Aqlam; Journal of Islam and Plurality 1, no. 1 (2016): 15–34.
Ismail, M. Syuhudi. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis Telaah Kritis Dan Tinjauan Dengan Pendekatan Ilmu Sejarah. Jakarta: Bulan Bintang, 1995.
Itr, Nuruddin. Manhaj Al-Naqd fi 'Ulum al-Hadith. Bandung: Rosdakarya, 1994.
Jabali, Fuad. The Companions of the Prophet: A Study of Geographical Distribution and Political ‘Aligments. Leiden: E.J. Brill, 2003.
Al-Jazari, Izzuddin Abi al-Hasan. Asad Al-Ghabah fi Ma’rifat al-Sahabah. Beirut, Libanon: Dar Ibn Hazm, 2012.
Al-Khaá¹ib, Ajjaj. Al-Sunnah Qabla Al-Tadwin. ’al Qahirah: Maktabah Wahbah, 1988.
Ma'luf, Louis. Al-Munjid fi al-Lughah. Beirut: Dar al- Masyriq, 1973.
Manzur, Ibn al Afriqi. Lisan al-'Arab. al-Mamlakah al-'Arabiyah al-Su’udiyah: Wazarat al-Shu’un al-Islamiyah wa al-Awqaf wa al-Da’wah wa al-Irshad, 2014.
Musbikin, Miftahul Asror dan Imam. Membedah Hadits Nabi SAW. Yogyakarta: Jaya Star Nine, 2015.
Al-Naysaburi, Abu Husayn Muslim bin al-Hajjaj al-Qushairi. Sahih Muslim. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, 1413.
Puyu, Darsul S. “Kontroversi Keadilan Para Sahabat Dalam Kritik Hadis.†Jurnal Tahdis 7, no. 1 (2016): 7.
Rayyah, Mahmud Abu. Al-Adwa ‘ala Al-Sunnah Al-Muhammadiyah. Mesir: Dar al-Ma'arif, 1990.
Al-Salah, Ibn. Ulum Al-Hadith. Madinah: Maktabah al-Ilmiyah, 1972.
Samarqandi, Abu al-Lays Nasr Ibn Muhammad al. Tafsir Al-Samarqandi Al-Musamma Bahr Al-Ulum. Beirut, Libanon: Dar al Kutub al Ilmiyah, 1993.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati, 2009.
Shuhbah, Abu Muhammad Muhammad bin Muhammad Abu. Difa’u 'an Sunnah. al-Qahirah: Maktabah al-Sunnah, 1989.
Siregar, Ilham Ramadhan, Sulidar, and Ardiansyah. “Kritik Sejarah Terhadap Hadis Menurut Ahmad Amin Analisis Terhadap Kitab Fajr Al-Islam,†2017.
Suyuti, Jalaluddin al. Tafsir al-Dur al-Manthur fi al-Tafsir al-Ma’tsur. Dar al-Fikr, 2011.
Al-Tabari, Ibn Jarir. Tafsir al-Tabari. Beirut: Mu'assasah al-Risalah, 1955.
Al-Tabrani, Sulayman bin Ahmad. Al-Mu’jam Al-Kabir. Kairo: Maktabah Ibn Taimiyyah, 1983.
Tasmin. “Telaah Historis Terhadap Keadilan Sahabat.†Al-Fikr 14, no. 3 (2010): 447–60. journal.uin-alauddin.ac.id › index › alfikr.
Taymiyah, Ibn. Minhaj Al-Sunnah. Riyadh: Maktabat al-Riyad} al-Hadithah, 1995.
Al-Turmudhi, Abu 'Isa Muhammad bin 'Isa. Sunan Al-Turmudhi. Beirut: Dar al-Fikr, 1980.
DOI: 10.24235/diyaafkar.v11i1.13563
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
 Â
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Â
Â