FILSAFAT HUKUM ISLAM DAN FUNGSINYA DALAM PENGEMBANGAN IJTIHAD

akhmad shodikin(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Filsafat hukum Islam adalah pengetahuan tentang hakikat, rahasia, dan tujuan Islam baik yang menyangkut materinya maupun proses penetapannya, atau filsafat yang digunakan untuk memancarkan, menguatkan, dan memelihara hukum Islam, sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan Allah SWT menetapkannya di muka bumi yaitu untuk kesejahteraan umat manusia seluruhnya. Dengan filsafat ini hukum Islam akan benar-benar “cocok sepanjang masa di semesta alamâ€(salihun likulli zaman wa makan)â€.Selanjutnya pemahaman terhadap “nash Al-Qur’an dan Haditsâ€, ahli hukum juga dimunkingkan untuk menggali dan menemukan hukum yang berakar pada masyarakat. Upaya ini dalam literatur hukum Islam lazim disebut Ijtihad. Dalam prosenya, ijtihad meniscayakan adanya penalaran yang serius dan mendalam terhadap tujuan ditetapkannya aturan Allah. Jelas dalam hal ini peranan akal tidak dapat dihindari. Dapat dikatakan bahwa memahami tujuan ditetapkannya dalam Islam sama pentingnya dengan memahami nas al-Qur’an dan al-Hadits. Tetu tujuan hukum ini juga dipahami dari nilai dan semangat yang terkandung dalam wahyu Allah. Sedangkan peranan akal dan wahyu dalam menetapkan hukum Islam merupakan kajian utama dalam filsafat hukum Islam.

 

Kata Kunci : Filsafat, Hukum Islam, Ijtihad

 

Philosophy of Islamic law is the knowledge of the nature, secret, and the goal of Islam both concerning the material and the process of its adoption, or philosophy that is used to transmit, strengthen, and maintain Islamic law, so in accordance with the intent and purpose of God Almighty set on earth that is for the welfare all mankind. With this philosophy of Islamic law will actually "fit of all time in the universe" (salihun likulli wa meal times). "Further understanding of the" texts of the Qur'an and hadith ", legal experts also dimunkingkan to dig and find the law rooted in the community. These efforts in the literature of Islamic law, commonly called Ijtihad. In prosenya, ijtihad necessitates the existence of a serious and deep reasoning to the objectives of the enactment of the rule of God. Clearly in this case the role of reason can not be avoided. It can be said that understanding the stipulation of interest in Islam is as important as understanding the passages of the Qur'an and Hadith. Tetu purpose of law is also understood from the values and spirit that is contained in the revelation of God. While the role of reason and revelation in establishing Islamic law is the main study in the philosophy of Islamic law.

Keywords: Philosophy, Islamic Law, Ijtihad

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan, Reformasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

Abdul Wahab Khallaf, Prof., Dr., Ushul Fikih, terj. Halimuddin, SH Jakarta, Rineke Cipta, 2006, cetakan V.

Abdul Wahab Khallaf, Prof., Dr., “Ilm Ushul Fiqh , Kuwait , Dar al Qolam , 1397 H / 1978 M.

Amir Syarifudin, Pembaharuan Pemikiran dalam hukum Islam, Padang Angkasaraya, cet. 2, 1993.

Ahmad Rofiq, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia, Yogyakarta, Gema Media, Cet. I , 2001.

A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Yogyakarta, Pustaka Progressif, 1997.

A. Djazuli, Ilmu Fiqh,Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam, Jakarta, Kencana, 2005, cet. 3.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka Jakarta, Cetakan Ketiga, 1990.

Fathurrohman Djamil, DR.H.,M.A., Filsafat hukum Islam, Jakarta: Logos wacana Ilmu, 1997.

Fathurrahman Djamil, Metode Ijtihad Majelis Tarjih muhamadiyah, Logos Publishing, Jakarta, 1995.

Harun Nasution, Pembaharuan Hukum Islam, Pemikiran dan Gerakan,Jakarta, Bulan Bintang, Cetakan Keempat, 1986.

Jhon M. Echol dan Hasan shadily, Kamus Inggris Indonesia, PT Gramedia, Jakarta, 1992

Lois Ma’lul, Al Munjid al Abjady,Dar al Masyriq, Beirut, Libanon, 1986

H. Masjfuk Zuhdi, 1995, Pembaharuan Hukum Islam dan Kompilasi Hukum, Surabaya, PTA Jawa Timur .

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta, Hidakarya Agung, 1990, cet. 8

Muhamad Abu zahrrah, Prof. Dr., Ushul Fiqh , terj. Saefullah Ma’shum, dkk., Jakarta ,Pustaka Firdaus, 2002, Cetakan VII.

Wahbah az-Zuhaili, Ushul al-Fiqh al-Islami, Damaskus: Dar al-Fikr, 1986




DOI: 10.24235/mahkamah.v1i2.1332

Article Metrics

Abstract view : 1208 times
PDF - 231 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.